Ibarat pemain bola yang sedang mengumpan bola ke pemain lain terasa apik, jika bola masih di dalam garis lapangan. Tetapi, terasa terganggu jika pemain tersebut mengumpan bola terlalu keras sehingga bola out dari lapangan. Maka bunyi peluit wasit yang terdengar. Demikian juga, FRI yang berjalan out dari fungsinya. Dengan keputusan FRI terlibat di politik seperti mendukung gerakan melawan berbohong publik pemerintahan SBY-Boediono, membuat kehadiran FRI kurang direspon oleh masyarakat.
Tak sedikit sikap kritis intelektual dilontarkan FRI pada pemerintahan. Ini tak lepas dari adanya pandangan baru di kalangan pimpinan PT di Indonesia, bahwa rektor saat ini harus responsif, artinya rektor tidak hanya sebagai pendidik dan membangun infrastruktur di kampus, tetapi juga peka terhadap nasib bangsa.
Substansi Rektor
Rektor adalah pimpinan tertinggi perguruan tinggi yang berkewajiban memajukan ilmu pengetahuan di institusi melalui pendidikan dan penelitian, serta memberikan kontribusi maksimal kepada hal layak luas. Rektor adalah dosen yang diberi tugas tambahan. Hal yang perlu ditekankan adalah rektor adalah dosen. Sedangkan tugas dosen adalah jabatan akademik yang melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengadian masyarakat.
Tugas tambahannya adalah tidak lain untuk menjalankan sistem birokrasi, yaitu birokrasi Kementerian Pendidikan Nasional. Dalam dunia akademik terdapat tradisi, budaya, dan nilai akademik. Dalam dunia birokrasi terdapat sistem, budaya, dan nilai birokrasi. Dalam ranah itulah, Rektor memiliki kewenangan dan tanggung jawab pada bangsa di Institusi.
Melihat penjelasan di atas, sangat jelas bahwa rektor berkewajiban memajukan ilmu pengetahuan. Bukankah dengan mamajukan ilmu pengetahuan termasuk membangun bangsa? Bukankah melalui kontribusi penelitian dapat digunakan masyarakat? Bukankan pendidikan memberikan kontribusi pada bangsa? Bukankah melalui pengabdian kepada masyarakat dapat membantu bangsa? Apakah hanya politik yang sangat berkontribusi besar pada bangsa?
Dengan bekerja di Institusi bukan berarti Rektor meninggalkan masalah bangsa. Masalah bangsa sangat kompleks. Politik, bukanlah satu-satunya masalah di bangsa ini. Artinya, rektor dapat membantu masalah bangsa melalui pendidikan. Justru, hal ini sesuai dengan tujuan Nasional bangsa bahwa ikut mencerdaskkan kehidupan bangsa. Dengan mengembalikan khittah Tri Dharma PT pada FRI, maka FRI kritis terhadap masalah bangsa di pendidikan, tanpa harus ke politik.
PENULIS : AGUNG KUSWANTORO
Des 22, 2011 @ 10:02:05
kisi-kisi pengantar ilmu administrasi kok belum diupload pak?
Des 22, 2011 @ 13:40:15
sudah
Des 22, 2011 @ 14:18:49
sudah,,,,,,,,,,,