Oleh Agung Kuswantoro
Ketika cinta memanggil
Gemetar tubuhku
Ketika cinta memanggil
Hangatnya nafasku
Ketika cinta memanggil
Sang rindu
Ketika cinta memanggil
Itu hanyalah penggalan dari Aunurrofiq,,yang sedang merindukan pelukan cintaNya..tak mudah tuk menghadirkan cinta itu. Betul juga, hati itu ada cinta. Tapi dalam hati ada dua yang bersemanyam,,ibarat kita lihat TV maka, ada dua sosok yaitu hitam dan putih. Biasanya yang hitam itu disimbolkan setan dan putih disimbolkan malaikat.
pastinya kita tak bisa membedakan daerah mana yang putih dan hitam. Hati itu satu. Tak bisa dibagikan menjadi dua. sangat tepat, jika ada jika tangan kanan memberi, maka tangan kiri lebih baik tidak tau. karena tangan jelas punya tugas masing-masing. Biasanya kanan untuk tanda tangan, dan tangan kiri untuk memakai jam. nah, lain dengan hati. Hati tidak bisa dibedakan mana kanan, mana kiri. Bukan berarti juga hati bagian kanan untuk kebaikan, dan hati bagian kiri untuk keburukan.
Memang susah, membedakan jika itu ada di hati. Pada prinsipnya jika itu bersifat sombong, tidak peduli, bakhil, tidak jujur, berkhianat, dan teman-temannya itu adalah bagian dari setan. Sebaliknya jika bersifat prasangka baik, jujur, rendah diri, amanah, dan teman-tamannya maka itu adalah bagian dari malaikat. Itulah isi hati yang dapat diisi dengan sifat-sifat tersebut.
Penulis bukan berarti hatinya sudah bagus, namun ini hanyalah sebuah refleksi dalam hidupku. Sungguh berat menjaga konsistensi hati, berdasarkan pengalaman hidup penulis. Pagi ibadah, Siang maksiat, malam berdikir, dan seterusnya. Hanya orang yang konsistenlah yang beruntung, konsisten dalam menghadirkan Tuhan. Orang seperti ini akan merasa tidak sendirian. Sendiri secara fisik, namun dalam kebaikan sifatnya, maka hatinya bersemanyam malaikat, dan malaikat dekaat dengan Tuhan.
Logika hati pun berbeda dengan logika akal. Akal punya logika, hati juga punya logika. Logika hati seperti benci tapi rindu, bukankah jika benci harusnya menjauh? mengapa rindu? Ini jelas bertolak belakang dengan akal. Maka hati itu bersifat dinamis…dalam pantun disebutkan dulu besi sekarang loyang, dulu benci sekarang sayang. Itulah hati. Hati dengan kedinamisannya yang mudah berubah seiring berjalannya waktu. Hati dekaat dengan Iman. Iman juga bersifat dinamis, maka jika dalam doa kita “Ya muqollobat tsabit qobi ala dinik, Tsabit qoby ala dinika” Ya Alloh yang membolak balikan hati, Tetapkanlah hati ini dalam agamaMu.
Dalam kisah di Akhlakul Banin,,kitabku waktu SD ngaji di Salafiah,,,suaatu ketika ada seorang pemuda dalam suatu tempat dan ditempat tersebut terdapat seekor ayam. Jika dia berminat, maka dia punya kesempatan untuk mencuri ayam tersebut sebagaimana teman mereka ketika ada kesempatan itu. namun, pemuda itu tidak mengambil ayam tersebut. Kemudian, ada orang bertanya,,”mengapa kamu, tidak mengambil ayam itu?padahal tempat tersebut kan sepi? semisal kamu mengambil, ya ga ada yang tau…Pemuda tersebut menjawab : “sepi dalam tempat itu, tapi di hatiku ada Tuhan”.
Dari cerita itu ,bukti bahwa Iman dibuktikan dengan ucapan, tindakan, dan dibenarkan dalam hati. Tak mudah melakukan hal itu, Penulis mencoba mendekatkan pada hal-hal yang minimal berbuat baik. Dengan prinsip jika kita melangkah dengan jalan kaki, maka Tuhan akan berlari dalam tindakan kita. dengan hati kita yang satu, satu dalam kesemayaman Tuhan, banyak langkah dalam kebaikan. Meski satu hati dan bersifat dinamis, kita pertegas diisi dengan perbuatan baik, sehingga dekat dengan malaikat, malaikat dengan Tuhan. Semoga kita bisa…Amin
Penulis : Orang lagi pencarian hati yang tenang
Des 15, 2011 @ 02:54:27
Amin,,,,like it,,,,minta ijin ngopy ya,,,,buat nambah2 referensi,,,,^_^v
Des 17, 2011 @ 03:58:55
silakan,,,klo itu baik
Des 23, 2011 @ 10:20:42
silakan,,,referensi hati
Des 20, 2011 @ 03:19:26
JAGALAH HATIIII ….
Des 20, 2011 @ 07:15:01
jangan kau kotori
Des 21, 2011 @ 13:41:05
NODAI
AAGYIM AAGUNG
Des 22, 2011 @ 07:10:22
hhhm
Des 22, 2011 @ 13:41:14
ngarang wita lukito