Visi : menjadikan mahasiswa yang selalu mengutamakan Alloh
Misi
- Meningkatkan ibdah kepada Mahasiswa kepada Alloh
- Menjadikan mahasiswa yang tangguh dalam ujian atau musibah kehidupan
- Membantu mahasiswa mewujudkan cita-cita mahasiswa dengan bantuan Alloh
Tujuannya :
- Melahirkan mahasiswa yang tidak bergantung kepada orang lain, tetapi pada Alloh
- Melahirkan mahasiswa yang selalu cinta pada Al Quran dan solat tepat waktu
- Meningkatkan mahasiswa dalam beribadah melalui ilmu fiqih
- Menjadikan mahasiswa yang mengabdikan diri kepada Alloh
Program yang ada pada mahasiswa mengaji adalha
- Kuliah Tauhid Mahasiswa
- Mengkaji fiqih dengan sumbernya adalah kitab safinatunn ah
- Tajiwid dengan Ghorib dan model ketukan
Kajian pertama dilakuak pada tanggal 28 Juni 2012. Pada hari senin malam tersebut, saya sudah mempersiapkan semua tentang kajian tersebut. Karena berkaitan jatuh di bulan Sya’ban saya akan memberikan materi mengenai keutamaan bulan Syaban…..download di republika….
Oleh: Dikdik Dahlan
Sya’ban adalah nama bulan kedelapan dalam urutan bulan menurut perhitungan kalender Qamariyah. Letaknya diapit oleh dua bulan mulia, Rajab dan Ramadhan.
Rajab adalah salah satu di antara Asyhurul Hurum (empat bulan mulia) yang ditetapkan Allah (QS. At-Taubah: 36).
Sedangkan Ramadhan, Rasulullah menyebutnya dengan Sayyidus Suhur (penghulu bulan) yang diwajibkan berpuasa di dalamnya. Dan pada bulan itu pula Allah menurunkan Alquran.
Karena kemuliaannya itu, banyak orang berburu berkah dengan meningkatkan frekuensi dan kualitas ibadahnya, baik di bulan Rajab maupun Ramadhan.
Rasulullah pernah menyatakan bahwa Sya’ban akan ‘dianaktirikan’ oleh umatnya, karena mereka sibuk berburu berkah pada bulan Rajab dan Ramadhan.
Sebagaimana dikisahkan oleh Aisyah RA, “Rasulullah banyak berpuasa (pada Sya’ban) sehingga kita mengatakan, “Beliau tidak pernah berbuka dan aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat Rasulullah banyak berpuasa (di luar Ramadhan) melebihi Sya’ban.” (Muttafaq ‘alaih).
Ketika Rasulullah ditanya oleh Usamah bin Zaid mengapa beliau banyak berpuasa di bulan Sya’ban, Rasul menjawab, “Karena bulan itu banyak dilalaikan manusia, padahal pada bulan tersebut akan diangkat amalan-amalan seorang hamba kepada Allah. Dan aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i).
Dari hadis di atas, setidaknya ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik. Pertama, dengan kemuliaan Rajab, Ramadhan maupun bulan haram lainnya, tidak berati bahwa nilai keberkahan di luar bulan-bulan haram itu menjadi berkurang.
Seperti Allah dan Rasul-Nya menetapkan Multazam sebagai tempat mustajab doa, tetapi bukan berarti berdoa di tempat-tempat lain tidak mustajab. Kedua, beribadah di saat orang lain sedang lalai pasti akan terasa lebih berat. Namun, karena berat itu pula maka nilainya menjadi berlipat.
Waktu sepertiga akhir malam adalah waktu yang paling nikmat untuk beristirahat melepas lelah setelah seharian beraktivitas. Tapi di waktu itulah, Rasulullah menganjurkan dan meneladankan untuk bangun, kemudian shalat tahajud, beristighfar, dan berdoa.
Ketiga, mengamalkan sesuatu yang tidak diketahui oleh orang banyak tentu mengajarkan kita untuk selalu beramal dengan ikhlas, jauh dari riya dan ingin dipuji orang lain. Shalat berjamaah di masjid adalah perbuatan yang paling berat dilakukan orang munafik, terutama shalat Isya dan Subuh. Karena kedua shalat ini kemungkinan tidak dilihat orang lain.
Keempat, dengan banyak beribadah di bulan Sya’ban, termasuk berpuasa, setidaknya bisa dijadikan arena pelatihan fisik sebelum memasuki Ramadhan. Untuk itu, dengan waktu Sya’ban yang masih tersisa setengahnya, dan 15 hari lagi akan memasuki Ramadhan, semoga kita bisa mengisi hari-harinya dengan banyak beribadah kepada Allah agar kita menjadi insan mukmin yang bertakwa.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/07/10/m6qamq-keutamaan-syaban, jumat 6 juli 2012 hikmah
Sejak habis magrib saya mempersipakan tempa dan mengeluarkan beberapa motor yang ada di runga tengah guna tempat kajian dibantu dengan istri. Waktu menunjukkan 6.30 artinya seharusnya para mahasiswa pada dating ke tempatku di green village. Sampai jam 07.00 malam ternyata belum ada yang dating satu pun, dalam hati ya agak kecewa, akan tetapi dalam jiwaku tumbuh keyakinan bahwa kelak pasti kajian atau programku akan berjalan, meski pelan-pelan. Meski secara raga para mahasiswa tidak ada yang dating, namun dalam keyakinanku bahwa malam itu sudah ada yang dating yaitu malaikat. Dengan diperkuat oleh istri, yang selalu menyakinkan dan memberikan semangat bahwa yang ku lakukan adalah di jalan Alloh, maka aku tambah kuat, artinya bahwa kelak program ini akan berjalan dengan baik dengan ijin Tuhan. Karena jika itu baik, maka pasti tidak akan terselenggara program mahasiswa mengaji. Menurt Quarais Shiaba dalam ceramhanya di kultum tujuh menit (2009) jika aku berjalan selangka, maka Tuhan akan mendatangiku berlari dengan cepat. Artinya jika niatku baik, maka Tuhaku akan menjemptnya dengan cepat. Hal itulah yang menjadikan saya yakin dengan kegiatan tersebut.
Sebelum malam itu diadakan pengajian,s aya telah memberitahukan kepada para mahasiswa yang saya undang melalu sms sebanyak 40 mahasiswa. Memang banyak mahasiwa yang bertanya atau antusias dengan program tersebut, terbukti bahwa mereka membalas dan menanyakan akan program tersebut. Akan tetapi, dengan berasumsi bahwa tempat kajiannya atau kontrakan saya yang jauh dari tempat kos-kosan mahasiswa mungkin hal ini menjadi pengahalang mereke untuk dating ketempat tersebut.
Kemudian pada hari berikutnya
Saya membuat strategi untuk mengurangi jarak pengajiaanya. Alhamdullih atas ijin Alloh, saya diberi kenikmatan untuk menempati rumah baru disekar wangi kampus unnes. Hal ini menjadikan program utama saya dalam menempatai rumah baru saya. Sebagai wujud rasaya syukur terhadap rumah baru, saya guanakan rumah tersebut sebagai temapt untuk kajian mahasiswa mengaji. Pada hari senin, tanggal 4 juni 2012 jam 06.30 saya mengadakan pengajian tersebut di rumah saya. Sebagai pemberitahuan kepada mahasiswa bahwa ada pengajian, maka saya sms ke 40 mahasiswa, yang sebagian besar adalah murid-muridku yang berasal dari pendidikan administrasi perkantoran. Alahamdullah pada hari kedua pengajiaanya ada yang daang dating, pastinya malaikat yang terlihat secaara fisiknya yaitu mahasiwwa yang dating ke tempat pengajiaan. Alhamulolih Alloh mengirimkan Malaikatnya melalui mahasiswa untuk dating ke pengajian. Rancangan malam itu, materi yang akan ajarkan adalah masalah ketauhitan mahasiswawa. Di mana saya menjelaskan pengertian Tauhid dan akidah
Tauhid dan Aqidah, definisi dan cakupan bahasannya June 24, 2010
http://puji.wordpress.com/2010/06/24/tauhid-dan-aqidah-definisi-dan-cakupan-bahasannya/
- Nama : Puji Hartono
- Alamat : Perumahan Bumi Harapan Cibiru-Bandung
- Marital Status : Married
- Email : puji_bandung _@_ yahoo.com
- YM : puji_bandung _@_ yahoo.com
- Pendidikan :
- Teknik Elektro ITB ( 1996 – 2001 )
- Magister Teknik Kendali dan Sistem Cerdas STEI-ITB ( 2005 – 2008 )
Posted by puji in Uncategorized.
trackback
Tauhid dan Akidah merupakan istilah syar’i yang sering kita jumpai baik dalam buku-buku maupun ceramah Islam. Apa perbedaan istilah tersebut dan cakupan bahasannya? Berikut ulasan ringkasnya.
Pembahasan Islam dilihat dari topik bahasannya mencakup 2 bagian:
Pembahasan aqidah berkenanan dengan keyakinan, adapun amaliyah berkenanan amaliah seorang muslim. Pembahasan tentang Thoharoh, Shalat, Puasa, Dzikir dan seterusnya merupakan amaliah, adapun iman kepada Allah, kepada Malaikat, dan seterusnya merupakan pembahasan Aqidah.
Lalu, apa bedanya antara tauhid dan aqidah?
A. DEFINISI TAUHID DAN AKIDAH
1. Tauhid
Secara bahasa:
Tauhid merupakan masdar/kata benda dari kata wahhada – yuwahhidu, yang artinya menunggalkan sesuatu.
Secara istilah syar’i:
Mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat
2. Aqidah
Secara bahasa:
Diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ikatan
Secara istilah syar’i:
Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
B. CAKUPAN BAHASAN TAUHID DAN AQIDAH
Para ulama telah menulis kitab-kitab Aqidah, ada yang menuangkannya secara rinci, ada pula yang secara pokok-pokoknya saja. Keyakinan para ulama terdahulu adalah sama. Diantara kitab-kitab tentang Aqidah yang ditulis oleh para ulama antara lain:
- Ushul Sunnah wa I’tiqad Dien, Abu Zur’ah Ar-Razi (Wafat 264 H) + Abu Hatim (Wafat 277)
- Ushul As-Sunnah, Imam Ahmad bin Hambal (164-241 H)
- Aqidah Thahawiyah, Imam Abu Ja’far Ath-Thohawi (239-321 H)
- Aqidah Salaf Ashabul Hadits, Syaikhul Islam Abu Isma’il Ash-Shabuni (373H – 449 H)
- Min Ushul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Syaikh DR. Sholeh Fauzan
- Dan lain-lain.
CAKUPAN BAHASAN AQIDAH
Syaikh DR. Sholeh Fauzan dalam kitabnya “Min Ushul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” memaparkan 9 prinsip pokok dalam Aqidah. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Rukun Iman
– Iman kepada Allah
– Iman kepada para malaikat-Nya
– Iman kepada Kitab-kitab-Nya
– Iman kepada para Rasul-Nya
– Iman kepada Hari akhir
– Iman kepada Taqdir yang baik dan buruk
2. Iman mencakup perkataan, perbuatan dan keyakinan, iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.
3. Perbuatan dosa selain syirik dan kekufuran tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam.
4. Wajibnya taat kepada pemerintah Muslim dalam hal yang bukan maksiat.
5. Larangan memberontak kepada pemerintah selama pemerintah masih muslim.
6. Larangan mencela para sahabat Nabi saw
7. Mencintai Ahli Bait Nabi saw
8. Membenarkan adanya karomah para wali
9. Berdalil dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan mengikuti apa-apa yang dijalankan oleh para sahabat Nabi saw
Kesembilan pokok aqidah tersebut didasarkan pada dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadits sesuai dengan yang dipahami oleh generasi awal umat ini. Aqidah shahihah/yang benar tersebut dikenal dengan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun aqidah/keyakinan yang menyelisihi aqidah tersebut disebut dengan Aqidahnya Ahlu Bid’ah.
CAKUPAN BAHASAN TAUHID
Adapun bahasan Tauhid merupakan bagian dari pembahasan aqidah, yakni bahasan aqidah khusus yang berkenaan dengan Rukun Iman – Iman kepada Allah.
Cakupan bahasan Tauhid meliputi:
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma wa Sifaat
C. PENTINGNYA AKIDAH DAN TAUHID
Akidah, terlebih permasalahan tauhid merupakan hal yang sangat penting dan mendasar, dakwah Nabi di mekah 10 tahun hanya terfokus pada penanaman aqidah, baru pada tahun ke 10 kenabian ada perintah Shalat, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan aqidah adalah sangat penting dan mendasar. Barangsiapa yang tauhidnya benar, maka baik pula Islamnya, dan barangsiapa tauhidnya rusak, maka sia-sialah amalnya.
D. CONTOH KASUS
Berikut contoh-contoh untuk membantu memetakan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan pembahasan aqidah
- Seseorang datang ke kubur, kemudian berdoa dan meminta kepada penghuni kubur, maka hal ini merupakan pelanggaran tauhid, yakni tauhid uluhiyah.
- Seseorang meyakini bahwa adanya penguasa laut selatan selain Allah, maka hal ini merupakan pelanggaran tauhid, yakni tauhid rububiyah
- Seseorang yang meyakini bahwa ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw, maka telah melakukan pelanggaran aqidah, bahkan Rukun Imannya rusak, yakni Iman kepada para Rasul, dimana salah satu point dalam iman kepada para Rasul adalah meyakini bahwa Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul terakhir
- Seseorang melakukan zina, apakah pelakunya kafir? Perbuatan Zina merupakan dosa besar, akan tetapi tidak menyebabkan pelakunya kafir. Pelakunya juga tidak menyebabkan menjadi ahlu bid’ah karena perbuatan zina adalah perbuatan maksiat, tidak berkaitan dengan aqidah/keyakinan, yakni selama pelakunya masih meyakini bahwa perbuatan zina adalah haram.
- Pemahaman khowarij, dimana mereka memberontak kepada Ali bin Abi Thalib ra, maka telah melakukan pelanggaran prinsip-prinsip Aqidah Islam, yakni haramnya memberontak kepada pemerintah selama pemerintah masih muslim
- Pemahaman Qodariyah, dimana mereka tidak beriman dengan adanya takdir, maka telah melakukan pelanggaran aqidah, bahkan rukum imannya rusak, yakni berkenanan dengan Rukun Iman – Iman kepada Taqdir.
pertemuan kedua, tema iman dan islam
Pada pengkajian itu alita, slah satu peserta mahasiswa mengaji bertanya apa bedanya anatar adab dan ujjian? Lalu saya jawab dengan jika ujian itu ada waktunya, sebagaimana mahasiwa ketika ada ujian semester itu ada jadwawl tersendiri, kapan mulai, dan kapan berakhirnya. Itu artinya, bahwa waktu tersebut sudah ditentukan.namu jika adab , maka tidak ada batasan waktu, sebagai mana dalam cerita yang terdapat dalam kitab suci. Orang yangkena penyakit yang tidak sembuh-sembuh itu bias dikatakan adab, dia sudah berobat ke mana-mana, namun belum. Kemungkinan besar itu adalah abab, maka jika sudah demikian maka yang diperlukan adalah instrospeksi diri pada tuhannya.
Pada kajian tersebut yang dating adalah mga, yanti, imam shihab, amri shihab, rdho, wahyu ismail, alita, yanti, wita, anam, dan vidya. Yang menarik dari yang datang, adalah ketika para mahasiswa ketika saya ajarkan diwaktu pagi disaat kuliah, beberapa mahasiswa tidak memakai kerudung, alhamdullih pada malam itu mereka berjilbab. pada pertemuan tersebut juga dibahas kurikum yang akan dikaji dalam mahasiswa mengaji. pertemuan tersebut berakhir pada pukul 08.15 malam…cari materi definisi Iman, dan Islam
pertemuan ketiga
pertemuan ini dilakukan pada tanggal 18 Juni 2012 yang datang 10, pertemua ini juga saya hadiahkan spesial pada teman yang kemarin datang, karena pada pertemuan ini adalah malam syukuran rumah baru. doa dan filenya cari di bululu
doa tersebut adalah
pertemuan keempat, dilakukan pada tanggal 2 Juli 2012 dengan tema ghorib
tema tersebut atas masukan mahasiswa pada saat pertemua kedua. yang datang pada kajian tersebut sejumlah 6 mahasiswa yaitu vian (geografi), anjar (kimia), yang lain dari mahasiswa saya yaitu administrasi perkantoran seperti anam, amri, imam, rido. pada pertemuan ini saya hnaya memberitahukan kepada 20 mahaasiswa. alhamdullih ada yang datang. mulai pertmuan keempat ini saya mengurangi pemberitahuan pada mahasiswa. dulu yang biasanya saya sebelum kajian saya sms kepada 40 mahasiswa, akan tetapi pada malam itu hanya 20 mahasiswa. alhamdullha ada yang datang 6 mahasiswa.
pada kajian tersebut saya menjelaskan mengenai ghorib secara bahasa. ,,,cari ghorib dan materi yang adap pada ghorib apa saja..
pertemua kelima, dilakukan tanggal 9 Juli 2012, dengan tema ghorib
yang datang 10 mahasiswa. pada saat itu saya sudah mempraktekkan materi ghorib perdana yaitu waqof. akan tetapi, sebelumnya say menjelaskan mengenai mengaji ketukan,
1 harakat = 2 ketukan
2,5 haroaat = 5 ketukan
mad tobii = 2 ketukan
ghunnah, ikhfa, dan yanmu = 3 ketukan
caranya yaitu dengan mengkaji bareng-barang, kemudian saya memberikan contoh yang benar, diikuti oleh mahasiswa, bahkan satu-satu para mahasiswa mengucapkan lafal-lafal tersebut.
pada kajian tersebut, alhammdulh saya dapat rejeki berupa makanan dan buku dari salah satu mahasiswa. buku tersebut merupakan buku dengan penulis adalah idolaku yaitu quraish shihab. mreka memberikan itu sebagai ucapan terima kasih atas bimbingan PKM yang lolos.