Comprehensive Training

Agung Kuswantoro, S. Pd, M.Pd

Pemerintah belum memiliki komitmen kuat dalam kualitas guru karena Kemendikbud tidak memiliki grand design pelatihan dan pembinaan guru. Sebagaimana diungkapkan oleh Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti. Temuan Word Bank tahun 2011 bahwa guru di Indonesia terendah di Asia dan sertifikasi sebatas meningkatkan kesejahteraan, belum meningkatkan kinerja keprofesionalan sehingga guru perlu diberikan pelatihan intensif. Kompetensi guru professional meliputi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial. Salah satu cara meningkatkan kompetensinya dengan comprehensive training seperti Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut penulis, pelatihan ini mudah dilakukan oleh sekolah dengan kerja sama dengan Perguruan Tinggi (PT) eks IKIP.

Keberlanjutan

Tridharma PT meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. PT dan sekolah berkolaboratif mengadakan pelatihan komprehensif. Comprehensive training merupakan suatu pelatihan secara kontinyu yang mencakup keseluruhan mulai dari konsep sampai pada praktek dan produk yang dibimbing secara langsung oleh dosen. Dosen membimbing dua atau tiga guru secara optimal berdasarkan bidang studi. Hal ini dilakukan agar intensif dalam pembimbingan.

Berdasarkan pengalaman penulis, pelatihan ini dilakukan ada tiga tahap. Tahap pertama yaitu pendahuluan. Tahap ini merupakan pelatihan dasar. Dosen menjelaskan esensi dari PTK mulai dari konsep PTK, mengapa dilakukan PTK, bagaimana cara mempersiapkan PTK, langkah-langkah apa saja yang ada dalam PTK, hambatan atau masalah dalam PTK, dan lainnya. Materi-materi tersebut diberikan pada pelatihan awal karena konsep dasar harus dikuasai oleh guru sebelum pelatihan berikutnya.

Tahap kedua yaitu tahap inti. Kajian tahap ini meliputi pelatihan cara membuat proposal, praktek, dan pembimbingan PTK. Dosen mereview hasil proposal yang dibuat guru dan memberikan feedback  kepadanya. Guru aktif dalam membuat, mendesain, menyajikan data, temuan, mereduksi data, menginterpretasikan, dan responsif terhadap kondisi kelas yang telah ditreatment. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pra dan pasca perlakuan pembelajaran. Antara guru dan dosen pada tahap ini harus saling bersinergi karena mempengaruhi pada kualitas penelitian guru.

Tahap ketiga yaitu pelatihan penutup. Pelatihan ini meliputi cara menulis hasil penelitian ke jurnal terakreditasi, artikel ilmiah berdasarkan kaidah selingkung yang meliputi pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, dan simpulan serta saran. Materi lainnya mengembangkan hasil penelitian untuk diperbaharui pada waktu yang akan datang, mempresentasikan hasil penelitan pada seminar nasional melalui call for paper, dan mengembangkan hasil penelitian menjadi buku.

Prinsip pelatihan ini yaitu keberlanjutan, menyeluruh, dan mendalam dengan materi sederhana. Materi diuraikan menjadi point-point, pendalaman materi didampingi dosen, praktek membuat proposal, menulis hasil produk, dan mempresentasikan hasil penelitiannya. Bagi PT dengan melakukan pelatihan ini berarti mengamalkan tridharma berupa pengabdian kepada masyarakat. Bagi sekolah, dapat meningkatkan mutu gurunya melalui PTK sehingga kompetensinya profesional. Semoga dengan cara kerja sama antara sekolah dan PT maka kualitas guru Indonesia lebih meningkat. Amin

Agung Kuswantoro, S. Pd, M.Pd, dosen FE Unnes dan pemerhati pendidikan

Kisi-kisi

1. Aplikasi Komputer Pelajari Regresi dan uji t (uji beda)

2. Manajemen Perkantoran

asas-asas organisasi kantor, motivasi langsu, tidak langsung, syarat laporan, tujuan komunnikasi, fungsi mesin dan peralatan kantor, definis efesiensi dan efektif .

3. APlikasi komputer 2 (kelas D3) membuat tabel, form, dan repot,

4. Mengetik elektronik membuat tabel dengan tab