Senin, 24 September 2012, Mahasiswa Mengaji dimulai kajian setelah dua pekan tidak diadakan pengajian karena saya ada kepentingan. Minggu pertama karena saya kecapean sehingga tidak enak badan sedangkan minggu kedua karena saya berada di Malang untuk presentasi tulisan saya di Konferensi Nasional Kewirausahaan pada tanggal 17 September 2012.
Pada kajian ini, materinya adalah hikmah tahajud. Materi ini adalah materi request dari santri yang menginginkan tema tentang tahajud dan dhuha. Sebenarnya materi tersebut sudah saya siapkan akan tetapi setelah saya pelajari, akhirnya materi pada malam tersebut adalah hanya tahajud karena dalam satu pertemuan satu fokus masalah dan dikaji secara detail maka akan menarik.
Hati merasa terpanggil untuk mengadakan pengajian setelah dua pekan fakum. Saya membuat undangan melalui SMS kepada 25 mahasiswa yang sebagian besar adalah semester lima. Alhamdullillah pada hari itu, saya pulang gasik dari kerja sehingga saya dapat mempersiapkan tempat kajian, makanan ringan, menulis materi, dan lainnya. Ada 10 santri yang hadir yaitu Nanik Sri, Rima Asta, Fian, Aji, Widi, Yopi, Adiatul, Krisdiana, Yudha, dan Erna Sasmita. Yang menarik dari peserta tersebut adalah ada 6 santri baru dalam pertemuan tersebut. Mereka berasal dari mahasiswa yang tidak diajar saya, bahkan dari jurusan lain seperti fisika dan pendidikan akuntansi.
Materi
Di antara ibadah sunah yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW adalah sholat malam (Tahajud). Rasulullah mengerjakannya hingga kedua telapak kaki beliau bengkak-bengkak. Tahajud merupa-kan ibadah yang disyariatkan sebagai rahmat, tambahan kebaikan, dan keutamaan (QS Al-Muzzammil [73]: 1-4).
Sholat Tahajud menjadi jalan hidup dan amalan rutin bagi orang-orang saleh (HR Tirmidzi); orang-orang besar (takwa) (QS AdzDzariyat [51]: 17-18); ‘Ibadur-rahman (QS Al-Furqan [25]: 64); dan menjadi salah satu ciri orang-orang yang memiliki kesempurnaan iman (QS As-Sajdah [32]: 16-17).
Selain menjadi sumber energi keimanan, sholat Tahajud memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh orang orang yang melaksana-kannya.
Pertama, menjaga kesehatan. Sabda Nabi SAW, Lakukanlah sholat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Alloh, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala penyakit dari tubuh.
Kedua, merawat ketampanan atau kecantikan. Barang siapa yang banyak menunaikan sholat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan/cantik di siang hari. (HR Ibnu Majah).
Ketiga, meningkatkan produktivitas kerja. “Setan membuat ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian ketika tidur dengan tiga ikatan dan setiap kali memasang ikatan dia berkata: “Malam masih panjang, maka tidurlah. Jika orang tadi bangun lalu berzikir kepada Alloh SWT, maka terlepas satu ikatan, jika dia berwudlu, maka terlepas satu ikatan yang lainnya, dan jika dia melaksanakan sholat, maka terlepas semua ikatannya. Pada akhirnya, dia akan menjadi segar dengan jiwa yang bersih. Jika tidak, dia akan bangun dengan jiwa yang kotor yang diliputi rasa malas.” (HR Bukhari).
Keempat, mempercepat tercapainya cita-cita dan rasa aman. Ketahuilah sesungguhnya Alloh tertawa terhadap dua orang laki-laki: Seseorang yang bangun pada malam yang dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudlu dan melakukan sholat. Alloh SWT berfirman kepada para MalaikatNya, “Apa yang mendorong hambaKu melakukan ini?” Mereka menjawab, “Wahai Rabb kami, ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu.” Alloh berfirman, “Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan (cita-citakan) dan memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan.” (HR Ahmad).
Kelima, melembutkan hati yang keras. Dari Abu Hanifah, “Saya tidak lebih dari satu ayat yang saya baca ketika melakukan sholat malam.” Satu ayat tersebut dibaca berulang-ulang semalam suntuk, “Sesungguhnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (QS Al-Qamar [54]: 46). Karena itu, bersegeralah untuk menunaikan sholat Tahajud dan raih manfaatnya (balasannya) (QS as Sajdah [32]: 17).
Rasulullah bersabda, “Barang siapa menjaga tahajud dengan sungguh-sungguh, maka Alloh memberinya sembilan kemuliaan (lima di dunia dan empat di akhirat). Di dunia yaitu Alloh jauhkan dari bencana, tanda kesholehan memancar diwajahnya, dicintai hamba Alloh yang sholeh dan disegani manusia, bicaranya jadi hikmah, dan mudah paham Agama Alloh.
Diakhirat yang ahli tahajud akan bangkit dengan wajah penuh cahaya, mudah saat hisab, seperti kilat menyambar saat melintas shirot, dan menerima catatan amal dari sebelah kanan.SubhanAlloh. Waallohu ‘alam.
Moment Special
Kajian tersebut terlihat khidmat, terlihat santri yang membuka materi dan mencari dalilnya di al Qur’an dan menafsirkannya. Setelah materi diberikan, ada pertanyaan dari Fian yaitu “Apakah dalam doa di waktu tahajud harus disuarakan dengan keras?” Kemudian pertanyaan tersebut saya tawarkan kepada santri. Apakah ada yang mau menjawab dari pertanyaan Fian? Santri menjawab “Tidak bisa Pak”. Akhirnya saya menja-wabnya dengan pengetahuan yang saya pahami. Doa pada waktu tahajud lebih baik di”sirry”kan artinya dipelankan. Pelan bukan berarti tidak bersuara dan lemah tetapi pelan dalam melafalkan doa sehingga doa memberikan dampak pada ketenangan diri. Waallohu ‘Alam
diambil dari buku Mahasiswa Mengaji, penulis Agung Kuswantoro