Oleh Agung Kuswantoro
Tantangan buat saya membuat kajian fiqih subuh hari. Pengalaman tiga kajian yang pernah saya dirikan dengan pasang surutnya kajian tersebut. Mulai dari memulai, bertambah anggota kajian, hingga sepi tidak ada yang datang – waktu kajian menjadi bekal untuk saya.
Lebih berat jelas kajian subuh ini. Secara waktu dilakukan pada subuh. Logikanya, sholat lima waktu yang tersedikit jamaahnya adalah subuh. Berarti peserta kajian jelas sedikit.
Namun, saya harus optimis. Allah yang mengatur semua. Target saya, saat saya menjadi imam, pasti ada makmum. Berarti ada peserta. Siapa dia? Baik itu warga kampung atau mahasiswa atau warga perumahan. Jika itu warga perumahan dan mahasiswa saya sangat optimis karena mereka memahami gaya pengajaran saya. Namun untuk orang kampung saya agak pelan-pelan dalam menyampaikan. Target untuk jamaah untuk orang kampung sederhana, yaitu mau mengaji saja sudah senang saya. Karena selama ini tidak ada kajian atau materi agama di masjid tersebut.
Masjid tersebut, selama ini memiliki kegiatan tahlilan, mujahadah, dan arak-arakan jika ada hari besar Islam. Namun untuk kajian berupa materi belum ada.
Doa dan harapan saya, semoga kajian ini bisa istiqomah. Targetnya, bukan banyaknya peserta kajian, namun mempraktekkan apa yang telah dikaji. Materi kajian sederhana, yaitu sholat. Kitab yang saya gunakan adalah fiqih. Semoga Allah mempermudah kajian yang waktu singkat ini (15-20 menit) dan mengistiqomahkan kajian ini. Amin.
Semarang, 5 Desember 2016