Butuh Wadah, Agar Produktif

Butuh Wadah, Agar Produktif

 

Efek Baca Buku Resolusi Menulis: Menyusun Rencana Mweujudkan Karya

Oleh  Agung Kuswantoro

 

 

Kobongan, umeb, dan kemubul. Itulah komentar saya setelah membaca buku “Resolusi Menulis” karya komunitas Sahabat Pena Nusantara (SPN). Komunitas yang berisikan penulis-penulis dengan latar belakang profesi. Memang kebanyakan dari kalangan santri. Namun, jiwa kehidupan dan pemikirannya, tak pernah mati.

 

Saya menilai tidak ada orang yang malas dalam komunikasi tersebut. Mereka adalah orang yang aktif, bergerak dan pemikir. Bayangkan dalam satu tahun saja, mereka memiliki target menulis di buku, media, jurnal, dan wadah yang lainnya. Bahkan, tidak tanggung-tanggung, menulisnya hingga dua dan tiga buku dalam setahun. Ini, jelas diluar kemampuan orang pada umumnya. Oleh karenanya, komentar “umeb, kemebul, dan kobongan” itulah yang saya dapatkan.

 

Orang umum – mungkin – tidak percaya dengan hasil karyanya. Namun, jika sudah telusuri, pasti percaya. Karena mereka sangat mendisiplinkan dan istiqomah dalam menulis. Mereka memaksanya. Bahkan, rutin tiap hari dan waktu tertentu, misal setelah sholat Subuh.

 

SPN bukanlah sakadar komunitas. Manfaatnya, banyak bergabung di komunitas ini. Rasanya, “malu” saat kita malas. Mereka yang tergabung dalam komunitas tersebut adalah orang penting dan sibuk, namun masih sempat membuat resolusi menulis di tahun 2017.

 

Jika, mereka bisa. Lalu, kita mau berkata apa? Sibuk? Buktinya, mereka sibuk. Tidak ada waktu? Buktinya mereka menjabat. Mau beralasan apalagi? Sudahlah, janganlah mengelak. Mari, kita semangati diri ini, agar seperti mereka. Sehingga kita akan berkata, “Ini bukuku (karyaku), mana karyamu?”

 

 

Semarang, 4 Juli 2017