“Hati”, Segalanya
Oleh Agung Kuswantoro
Pikiran boleh mati, tapi hati jangan sampai mati. Pikiran menyesuaikan hati. Pikiran bisa menghasilkan karya abadi, tetapi hati yang menuntunnya. Pikiran ada dalam setiap orang, tetapi orang yang menuntunnya. Pikiran ada dalam setiap orang, tetapi orang yang memiliki “hati” khusus, hanya ada beberapa orang.
Berkatalah pada hati. Hati, janganlah mudah marah. Hati janganlah mudah tersinggung. Hati, janganlah berbohong. Hati, bimbinglah jasadku. Hati tuntun pada kebenaran. Hati, bimbinglah hidupku. Dan hati, damaikan hidup ini. Peluklah aku.
Cara bisa hati agar hidup adalah perbanyak dzikir. Ya, ingat kepada Allah. Pegang hati dengan istighfar. Baca, Alhamdulillah agar selalu bersyukur, saat melakukan kesalahan, ajak hati mengucapkan astaghfirullah.
Susah bicara hati. Karena hanya kita yang tahu. Tidak ada bengkel hati. Hanya kita yang bisa mengajak hati kita ke arah kebaikan. Selalu memohon pada pemilik hati. Orang tua kita, bukanlah pemilik hati. Suami/istri juga bukan pemilik hati. Allah-lah, pemilik hati.
Ya Allah, wahai pemilik hati, ikhlaskan kehidupan kami. Relakan masa lalu kami. Tutup kesalahan kami. Permudahkan kami dalam melangkah kebaikan. Kumpulkan kami dalam lingkungan yang dekat dengan orang ‘alim. Permudahkanlah mulut untuk berdikir. Waallahu’alam.
Surakarta, 13 Juli 2017