Plagiat dan Minim Keterampilan Membaca

Plagiat dan Minim Keterampilan Membaca

Oleh Agung Kuswantoro

 

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sangat pesat. Kita tidak bisa mengelaknya. Setiap manusia manusia – menurut saya – pada era sekarang, pasti memegang HP. Bahkan, tidak hanya memiliki HP saja, tetapi media sosial pun ikut mengiringi perkembangan saat ini. Ada HP, pasti ada media sosial. Efeknya setiap orang (hampir) dipastikan memiliki media sosial, minimal facebook. Ndak keren, orang saat ini (zaman now) tidak memiliki HP dan media sosial. Namun, apakah Anda mengetahui, apa dampak dari media itu?

 

Mari, kita kaji. Pertama, maraknya plagiat. Update status saja, orang menconteknya. Plek, kata-katanya. Bahkan, dengan mudahnya mengganti nama penulis atas statusnya. Kebangeten, kalau ini.

 

Saya pun yang berprofesi sebagai dosen, mengalami dampaknya. Mahasiswa lebih suka membaca upadate status orang daripada membaca jurnal ilmiah atau karya penelitian. Mereka lebih suka membaca media sosial dibanding membaca buku. Dampaknya, menurut saya tidak baik, bagi orang yang sering melihat update status atau mencari/ searching google, dimana yang dilihat situsnya tidak jelas.

 

Selain itu, dampaknya adalah malas membaca bacaan yang bergizi (bermutu). Mata lebih terbiasa membaca bacaan yang ringan. Hanya cukup beberapa kata atau satu kalimat. Menurut saya, hal ini kurang tepat, terlebih yang membuka dan menulis media sosial adalah mahasiswa. Ketajaman dan analisisnya, menjadi tumpul. Seharusnya, mereka membaca jurnal penelitian atau artikel ilmiah lainnya. Membaca koran saja, berbeda dengan membaca status-status media sosial.

 

Itulah menurut saya, “bahaya” media social yaitu plagiat dan minim keterampilan membaca. Membaca saja itu minim, apalagi budaya menulis? Membaca pun butuh keterampilan untuk cepat memahami konteksnya, coba Anda praktikkan.

 

Membaca suatu buku, lalu tulis ulasan/cerita dari buku yang telah dibaca. Hasilnya, pasti lebih mudah dalam menuliskan. Pikiran menjadi terurai. Plagiat pun jauh dari diri kita. Mari kita, kurangi bermedia sosial yang tidak ada manfaatnya. Tingkatkan, daya keterampilan membaca kita. Jangan sering membaca update status yang hanya kata atau satu kalimat kita. Analisis kita pun menjadi lemah. Waallahu’alam.

 

 

Semarang, 7 Desember 2017

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: