Perspektif Emic

Perspektif Emic

Oleh Agung Kuswantoro

 

Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus memahami teori dengan utuh. Ia dituntut memahami teori-teori yang akan diteliti. Teorinya harus fokus. Tidak boleh ngrambyang dalam menuliskan teori dalam sebuah penelitian.

 

Saat di lapangan, ia pun harus konsen terhadap yang ditelitinya. Ia harus bersikap perspektif emic. Artinya memperoleh data bukan sebagaimana seharusnya. Bukan yang berdasarkan apa yang dipikirkan olehnya.

 

Tetapi, berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dirasakan, dialami, dan dipikirkan oleh partisipan/sumber data. Misal, ia meneliti teaching factory SMK Negeri 6 Semarang. Saat ia datang ke sekolah tersebut menjumpai siswa sedang membuat jamu dan menjual kepadanya. Ia pun sebagai peneliti langsung menggali terkait hal ini. Khususnya sumber data siswa.

 

Pada teori kewirausahaan tidak sedetail yang di lapangan. Disinilah ia harus menguasai beberapa teori tentang kewirausahaan yang sangat mendukung dalam teaching factory. Ia harus perspektif emic. Data yang ditemukan, harus ia rasakan dan alami. Tidak sekadar data dari sumber yang tidak jelas.

 

Ia tidak boleh “egois” dalam mengambil data yang dipersepsikan sendiri tanpa teori. Egois dalam hal ini adalah mengambil data sesuai dengan kemauannya. Atau, sesuai dengan memperoleh data sesuai dengan apa yang dipikirkan. Bukan itu, tetapi memperoleh data yang terjadi di lapangan.

 

Oleh karenanya, menurut saya penelitiannya kualitatif itu lebih susah dibanding kuantitatif karena, ia harus berbekal teori yang luas sehingga ia mampu menjadi “human instrument” yang baik. Itu dulu semoga bermanfaat. Besok kita belajarapa itu human instrument. Terima kasih.

 

 

Semarang, 30 Januari 2018

MGMP Adminstrasi Perkantoran Cilacap Adakan Pelatihan E Arsip Pembelajaran

MGMP Adminstrasi Perkantoran Cilacap Adakan Pelatihan  E Arsip Pembelajaran

Oleh Agung Kuswantoro

 

Pertama kali saya menginjakkan kaki di kabupaten Cilacap.  Sabtu (28/1/2018) menjadi hari yang berharga bagi saya untuk berbagi ilmu kearsipan bersama para guru administrasi perkantoran yang tergabung dalam MGMP kabupaten Cilacap. Informasi dari panitia bahwa meskipun diselenggarakan di Cilacap juga hadir guru dari kabupaten sekitarnya seperti Purwokerto dan Purworejo. Ada sekitar 40-an guru yang akan belajar bersama e arsip pembelajaran.

 

Mengingatkan kembali bahwa e arsip pembelajaran adalah produk yang saya ciptakan bersama Trisna Novi Ashari. Produk tersebut merupakan hasil penelitian saya yang saya lakukan semenjak tahun 2012. Finalnya pada tahun 2014 lahirlah produk tersebut.

 

Karena hasil penelitian sehingga teori, prosedur dan metodenya sesuai dengan kaidah ilmiah. Dasar produk tersebut adalah teori-teori manajemen kearsipan yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran kearsipan sehingga nama produknya pun tidak jauh dari proses pembelajaran. E Arsip Pembelajaran itu namanya. Karena cocok untuk pembelajaran e arsip. Bukan dalam ranah praktis untuk sebuah lembaga dalam mengelola kearsipan.

 

Pelatihan di Cilacap ini bukanlah yang pertama. Tercatat sudah ada pelatihan e arsip pembelajaran yang diselenggarakan di Cikarang, Purwakarta, Semarang, Kudus, Demak, Kendal, Magetan, dan beberapa sekolah di Jawa Tengah. Harapan saya produk ini bisa digunakan oleh SMK se-Indonesia. Selain dalam bentuk pelatihan juga ada tutorial yang tertulis dalam buku.

 

Seperti biasa saya dalam pelatihan mengeluarkan mantra. Layaknya pendekar yang akan bertarung. Jurus pun saya atur. Tidak semuanya dikeluarkan pada awal pertarungan. Karena pertarungan saya sangat panjang yaitu delapan jam dengan total saya sebagai pembicara tunggal. Pastinya saya akan mengenalkan konsep-konsep kearsipan terlebih dahulu, kemudian langsung mengantarkan kepada praktiknya. Adapun mantranya sebagai berikut

  1. Arsip yang akan dielektronikkan adalah surat masuk dan keluar.
  2. Sistem yang digunakan adalah abjad, wilayah, decimal, terminal digit, subjek, dan terminologis.
  3. Berlaku hukum laci, guide, dan map virtual. Virtual sebagai ganti lemari arsip (filling cabinet) dan map yang berwujud fisik. Virtual berwujud folder-folder.
  4. Memasukkan arsip surat ke dalam laci, guide, dan map virtual terlebih dahulu. Kemudian, disimpan (di-entry) ke sistem e arsip yang berupa database
  5. Penulisan-penulisan pada sistem penyimpanannya adalah:
  6. Abjad misal   : Ra
  7. Pokok soal misal   : KU01
  8. Tanggal surat misal   : 5/12/2015
  9. Desimal misal   : 000,1
  10. Terminal digit misal   : 1123
  11. Wilayah misal   : P. Jawa – Jawa Tengah,Grobogan

Jika ada kesalahan penulisan, maka sistem tidak dapat membacanya.

  1. Peserta dapat latihan dengan soal-soal yang ada dalam folder surat masuk dan keluar.
  2. Telitilah dalam mengerjakan, terutama saat memasukkan arsip ke virtual (folder-folder) dan meng-upload ke dalam sistem dan arsip (access).
  3. PT Trivia Soft merupakan nama lembaga yang memiliki e arsip (pengelola).
  4. Pastikan semua arsip yang disimpan muncul perintah “data berhasil disimpan”.

 

Itulah sembilan mantra yang dapat saya sampaikan kepada peserta pelatihan e arsip. Semoga mantra-mantra ini bermanfaat dalam praktek e arsip. Jangan lupa selalu optimis dan bekerja keras untuk menyambut pendidikan administrasi perkantoran yang lebih inovatif. Jika bukan kita yang mengajukan administrasi perkantoran, terus siapa lagi? Wallahu’alam.

 

 

 

Cilacap, 27 Januari 2018

 

Allah Memberi Kesempatan

Allah Memberi Kesempatan

Oleh Agung Kuswantoro

 

Setelah kita berbicara tentang ancaman terhadap orang munafik atas penyanggahan dakwah Rasul, ayat selanjutnya berbicara tentang sifat Rahman/Kasih sayang Allah terhadap hambanya.

 

Bayangkan betapa Maha pengampun, Allah itu. Allah menyiksa hamba-Nya yang durhaka saja menunggu waktu yang ditetapkan. Allah menunggu hambanya “menyadari” atas kesalahannya. Mari perhatikan surat Alkahfi ayat 58:

“Dan Tuhanmu Maha Pengampun, pemilik rahmat. Jika seandainya Dia menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia menyegerakan siksa mereka. Tetapi, bagi mereka waktu tertentu yang mereka sesekali tidak menemukan tempat berlindung darinya.”

 

Itulah ayat betapa Maha Pengampunnya Allah. Allah masih memberi kesempatan bagi mereka untuk meyadari atas kesalahannya. Semoga hal ini tidak terjadi pada kita. Orang munafik yang membangkang atas ajakan Rasul dan tidak mau menyadari akan kesalahannya. Waallahu’alam.

 

 

Semarang, 25 Januari 2018

Hati Tertutup

Hati Tertutup

Oleh Agung Kuswantoro

 

Orang yang sudah kebal mengolokolok Nabi Muhammad SAW itu tertutup hatinya. Sudah diperingatkan oleh Allah dengan tanda-tanda kuasanya, tetap atos saja hatinya. Mengutus seorang Rasul juga dimusuhi. Jika sudah diperingatkan dan diberi tahu pun tetap membangkang, maka biarlah Allah yang menentukan nasibnya.

 

Pertanyaannya, mengapa mereka begitu atos atine? Allah menjawab melalui surat Alkahfi ayat 57 yaitu, “Sesungguhnya, Kami telah meletakkan atas hati mereka penutup – yang menjadikan mereka tidak – memahami dan telinga mereka ada sumbatan meskipun engkau menyeru kepada petunjuk”.

 

Sangat jelas ayat di atas bahwa Rasul itu sudah memberi peringatan kepada orang munafik, tetapi mereka membangkangnya, dikarenakan hatinya tertutup dan telinganya tersumbat. Jika keadaan seperti ini, biarlah urusan Allah yang menentukan nasibnya. Target kita adalah mengajak berbuat baik dan beribadah kepada Allah. Urusan tertarik atau tidak, itu Allah yang menentukan. Waallahu’alam.

 

Semarang, 25 Januari 2018

Syarat Sholat: Waktu (3)

Syarat Sholat: Waktu (3)

Oleh Agung Kuswantoro

 

Sholat itu wajib dikerjakan pada awal waktu. Hal ini sebagai kewajiban, yang pelaksanaan waktu luas (wajib muwassa’). Orang boleh menundanya sampai pada waktu yang diperkirakan masih cukup untuk melaksanakan sholat, dengan syarat ber’azam (bermaksud) melakukannya sejak awal waktu.

 

Bila orang masih mendapatkan waktu sholat untuk satu rokaat saja, maka sholatnya dianggap ada’ (saat ini). Kalau tidak mendapatkannya, maka sholatnya qodo.

 

Semarang, 16 Januari 2018

 

 

Syarat Sholat: Waktu (4)

Oleh Agung Kuswantoro

Melakukan sepotong (tidak utuh) sholat di luar waktu itu dosa, meskipun ada satu rokaat yang dilakukan pawa waktunya.

 

Jika telah selesai melakukan sholat (selain sholat Jumat), pada waktu yang masih cukup untuk sholat maka ia diperbolehkan, tanpa makruh untuk memanjangkan sholat dengan bacaan ayat atau dzikir, hingga melewati waktunya. Bahkan, meskipun tidak sempat menempatkan satu rokaat sholatnya pada waktunya. Waallahu’alam.

 

 

Semarang, 16 Januari 2018

 

Regenerasi

Regenerasi

Oleh Agung Kuswantoro

 

Mencari generasi sangat penting, terlebih untuk mengaji. Jangan sampai, tidak ada generasi untuk sebuah kajian. Hasil tidak adanya generasi adalah mati/tutupnya kajian tersebut.

 

Misal, pondok pesantren. Jika kiai/ustadnya sudah meninggal, maka bisa dikatakan tutup, karena tidak ada generasi yang menjadi kiai/ustadnya. Bisa dikatakan masih eksis pondok pesantren tersebut karena ada generasi yang menjadi kiai/ustad.

 

Saat ini, saya mengalami ini. Bahkan, ini bukan pengalaman yang pertama. Dulu, ada “Mahasiswa Mengaji”, sudah saya tutup. Salah satu faktornya adalah belum/tidak adanya generasi.

 

Generasi tidak harus kiai/ustad. Santri/murid juga termasuk. Jika tidak ada murid/santri yang mengaji, maka “alamat” tidak ada kajian. Jika ada santri/murid yang mengaji, maka jelas ada kajian.

 

Regenerasi itu penting. Regenerasi kiai/ustad dan santri/murid. Ayo, semangat semua, kita menjadi regenerasi dari kiai/ustad dan santri/murid. Jangan sampai kajiannya tutup, hanya karena tidak ada kiai/ustad dan santri/murid. Siapa lagi kalau bukan kita?

 

Semarang, 17 Januari 2018

 

 

 

 

 

 

 

Belajar Memahami Teori Administrasi (1)

Belajar Memahami Teori Administrasi (1)

Oleh Agung Kuswantoro

 

Sebelum membuat proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, alangkah baiknya, saya mendalami lagi tentang prodi/bidang saya. Prodi saya adalah pendidikan ekonomi, konsentrasi administrasi perkantoran. Hingga saat ini, ada beberapa temuan yang saya temui, yaitu :

 

  • Angkatan saya, pada ijazah tertulis prodi pendidikan ekonomi, konsentrasi administrasi perkantoran, saat akan mendaftar PLPG atau PPG, sistem dari Jakarta menolaknya, karena yang tertulis pada prodi adalah pendidikan ekonomi. Orang mengira prodi administrasi perkantoran berbeda dengan pendidikan ekonomi.

 

  • Saat melanjutkan studi strata dua dan tiga, lulusan pendidikan ekonomi administrasi perkantoran. Ada beberapa alumni “galau” dalam mengambil prodi pada strata dua dan tiga. Karena, mau mengambil prodi apa? Dampaknya adalah pada linieritasnya. Hal ini sangat penting, terlebih berprofesi sebagai dosen.

 

Dari beberapa senior saya, saat strata dua, ada yang mengambil ilmu komunikasi, manajemen pendidikan, dan evaluasi pendidikan. Saat strata tiga, ada yang mengambil manajemen pendidikan pendidikan dan manajemen.

 

Menelisik alumni prodi administrasi perkantoran di luar UNNES seperti prof. Dr. Muhyadi (UNY) dimana tiganya adalah bidang kependidikan di UNJ. Prof. Dr. Tjutju Yuniarsih, SE, M.Pd (UPI) dimana strata dua dan tiganya mengambil Administrasi Pendidikan di UPI.

 

Berdasarkan Farieda Ali (2015) bahwa teori administrasi ternyata bermacam-macam. Ada teori administrasi klasik, administrasi modern, administrasi publik, dan administrasi negara. Yang menariknya adalah adanya kerangka konsep dan redefinisi administrasi.

 

Setelah saya pelajari, saya menangkapnya bahwa pendidikan administrasi perkantoran masuk dalam ranah “redefinisi administrasi”. Dimana, administrasi sebagai fokus kajian. Beberapa objek fokus kajian administrasi meliputi bidang pendidikan, pemerintahan, publik, kesehatan, perbankan, pajak, dan bisnis.

 

Istilah administrasi perkantoran diperkenalkan oleh The Liang Gie dengan buku yang sama, yaitu “Administrasi Perkantoran Modern”, pada tahun 1960-an. Ia merumuskan, bahwa administrasi dibagi menjadi 8 unsur yaitu manajemen, organisasi, komunikasi, kepegawaian, keuangan, perbekalan, tata usaha, dan hubungan masyarakat.

 

Saat administrasi perkantoran menjadi fokus kajian maka ada beberapa materi kajian yang dipelajarinya. Nah, disinilah letak kekuatan administrasi perkantorannya. Pertanyaannya, pendidikan administrasi perkantorannya ada dimana? Karena, ada kata “pendidikannya”. Apakah itu suatu fokus kajian baru lagi? Dimana, berbeda dengan administrasi perkantoran yang dikemukakan oleh Liang Gie? Disinilah yang harus kita kaji, karena sangat penting untuk masa dengan kita.

 

Secara filsafat, menurut saya administrasi perkantoran lebih pada administrasi. Ontologi, aksiologi, dan epistemologinya sangat jelas. Secara teori lebih cenderung ke teori administrasi new klasik. Dimana penekanannya pada perilaku manusia dalam mengambil keputusan teori ini dipelopori oleh Taylor.

 

Agar administrasi bergerak, maka harus ada manajemen. Dalam teori administrasi, bahwa penggerak administrasi berupa “manajemen, organisasi, dan kepemimpinan”. Ketiganya harus ada keteraturan.

 

Ada yang berpendapat administrasi itu abstrak. Untuk menjadi konkrit dibutuhkan ketiga elemen tersebut. keteraturan yang dimaksudkan adalah ketiga elemen harus terukur dan jelas. Tidak boleh fungsinya mendadak atau asal menunjuk.

 

Misal, saat terjadi kecelakaan. Orang berkumpul, ada yang menolong ini, menolong sana, telpon sini, telpon sana, dan aktifitas lainnya. Ada orang, ada kerja sama, dan ada tujuan juga. Namun, itu bukanlah administrasi karena tidak teratur.

 

Kembali pada permasalahn utama. Dimanakah posisi pendidikan administrasi perkantoran? Apakah sama dengan administrasi perkantoran? Ataukah pendidikan ekonomi? Atau pula, ada pada ranah manajemen? Inilah menariknya, saya pun ingin mengetahuinya. Syukur-syukur, bisa membuat pohon keilamuannya. Mohon saran dan masukan kepada para ahli. Terima kasih.

 

 

Semarang, 15 Januari 2018

 

 

 

Judul Sederhana, Isi Berbobot

Judul Sederhana, Isi Berbobot

Oleh Agung Kuswantoro

 

Saya sejak SD (tahun 1995) gemar sekali membaca buku M. Quraish Shihab. Termasuk ceramahnya. Beberapa buku sudah saya baca, pahami, dan amalkan.

 

Menurut saya, buku yang ditulisnya begitu mendalam. Gayanya khas sekali. Alhamdulillah, saya sudah mendapatkan intinya dari beberapa buku yang saya baca. Dimana untuk memahaminya harus membaca semuanya. Tidak cukup, hanya membaca bab 2 saja atau sesuai kebutuhan. Jika kita melakukan itu, kita akan kesulitan untuk memahami secara utuh. Karena, kata pengantarnya saja sangat berbobot. Kata pengantarnya, berisi dan bergizi.

 

Masalah-masalah keseharian di lingkungan bisa diangkat menjadi buku, seperti pernikahan, perempuan, jilbab, curhat, kumpulan pertanyaan, kultum, dan tema lainnya. Namun cara pengemasannya “kuat” sekali. Unsur filosofinya terbentuk. Mulai dari ontologi, aksiologi, dan epistemologinya.

 

Taruhlah, kita akan belajar (baca buku) tentang “Yang Hilang Dari Akhlak” karyanya. Tidak langsung belajar memahami contoh-contoh akhlak. Namun kita diantarkan pada “nilai”, hukum akhlak, ilmu filosofis ilmu akhlak, beberapa pandangan filosofis ilmu akhlak (Plato, Socrates, dan pakar lainnya). Setelah itu, diantar belajar tentang baik dan buruk, islam dan akhlak, dan intinya yaitu contoh sopan santun. Sopan santun mulai dari ibu-bapak, suami-istri, murid – guru, beberapa pendapat, menghadiri majlis ilmu, sahabat, tetangga, tamu, musuh, buruh, pelajar, hingga sopan satun dalam makan, minum, berbicara, dan berada di toilet.

 

Yang tak kalah pentingnya adalah dipelajari sopan-santun dalam berperang. Berperang saja harus ada sopan-santunnya. Itulah beberapa “jurus” pakar tafsir Indonesia ternama, M. Quraish Shihab dalam menuliskan sebuah buku.

 

Kesan saya adalah judul sederhana, tapi isi berbobot. Buku yang sedang saya “cemil” saat ini (belum khatam) dibaca, begitu terasa dihati. Judul “populer”, isi “ilmiah”. Khasnya penulis  begitu kuat. Keilmuannya, begitu terasa. Dan, filosofi atas masalah yang dibawakannya begitu kuat. Jarang ada penulis seperti itu.

 

Paradigma berpikirnya deduktif. Pola umum-khusus begitu terasa. Teori, dalil, dan kaidah, serta proposisi ada dibagian awal. Sitasinya bersumber dari kitab rujukan utama. Babon, istilahnya. Hal ini, jelas tidak mudah untuk mendapatkan dan mempelajarinya. Inilah, kelebihan penulis yang sangat santun itu, M. Quraish Shihab.

 

Misal lagi, membahas tentang jilbab pada latar belakangnya dipaparkan mengenai pandangan para pakar terdahulu hingga sekarang mengenai jilbab. Kemudian dalil-dalilnya. Setelah itu, pembaca diberi pilihan untuk mengambil sikap atas pemikiran-pemikirannnya. Jadi, tidak ada pemaksaan untuk wajib mengikuti alirannya. Mengapa? Dia memaparkan semua pendapat para ahli. Ada, dalilnya. Pembaca pun diajak “dewasa” dalam bersikap. Tidak asal baca saja. Inilah gayanya, dia dalam menjelaskannya.

 

Pesan-pesan keluarga untuk anak-anaknya tentang pernikahan dibingkai dengan buku “Pengantin Alqur’an: Kalung Permata Buat Anak-anakku”. Buku ini sederhana, namun secara isi sama dengan diatas. Filosofi kita mendapatkannya ilmu, jelas pasti dapat. Dan, yang terpenting adalah tidak menggurui. Maknanya, kita diberi kesempatan untuk berpikir dan mengambil tindakan atas apa yang telah dibaca.

 

Itu saja, ulasan saya di tengah asyik membaca buku “Yang Hilang Dari Kita Akhlak”. Semoga bermanfaat.  Sekali lagi, saya sangat salut dan kagum dengan bapak. Semoga Bapak sehat selalu agar bisa berbagi ilmu dengan sesama. Amin.

 

Semarang, 13 Januari 2018