Meluangkan Waktu

Meluangkan Waktu

Oleh Agung Kuswantoro

 

Luangkang waktu Anda untuk menulis. Menulis itu penting untuk menguai pemikiran kita. Jangan abaikan menulis. Sesibuk apa pun, luangkan waktu untuk menulis. Dalam keadaan apa pun pula. Tetaplah luangkan waktu.

 

Jangan bilang “sibuk” atau “tidak ada waktu” untuk menulis. Pemikiran Andalah yang membuat sempit untuk menulis. Sibuk dan tidak ada waktu, jangan dibawa-bawa untuk berkreasi. Menulis itu berkreasi mengeluarkan segala sesuatu yang ada di pikiran. Oleh karenanya, menulislah. Luangkan waktu, meskipun 15 menit untuk menulis.

 

Semarang, 28 Maret 2018

Kapan Dimulai Elektronik Arsip?

Kapan Dimulai Elektronik Arsip?

Oleh Agung Kuswantoro

 

Azad Adam (2007) melalui bukunya yang berjudul Implementing Electronic Domument and Record Management, mengantarkan saya pada sejarah elektronik arsip (e arsip). Di Amerika istilah e arsip dikenal dengan sebutan EDMS (Electronical Document Management System).

 

EDMS di Amerika dikenal sejak tahun 1990-an. Mulai hal yang sederhana berbasis folder dan file. Inilah cikal bakal EDMS. Penulis (Azhad Adam) meramal bahwa EDMS kelak menjadi trend pasar. Coba perhatikan sekarang, sudah terbukti bukan? Inilah ramalan akademis yang tepat. Penuh dengan bukti ilmiah. Itulah sejak EDMS yang tertulis dibab awal buku tersebut.

 

 

Semarang, 28 Maret 2018

 

1 Kesuksesan 1000 Kegagalan

1 Kesuksesan 1000 Kegagalan

Oleh Agung Kuswantoro

 

Saat ada puluhan/ratusan tepuk tangan disitulah letak kekuatan hati kita harus dijaga. Jangan mengatakan dalam hati, “Yang lebih keras” tepuk tangannya”. Atau, “Ayo, puji Aku yang lebih banyak”. Jika  perasaan itu ada dalam diri kita, maka jangan banggalah Anda. Justru, Anda ada dalam posisi sedih.

 

Lalu, bagaimana? Saat ada orang lain yang memuji atas satu kesuksesan Anda. Libatkanlah Tuhan dalam kondisi tersebut. perbanyak perkataan, “Alhamdulillah”. Jaga hati, Anda. Jangan menjadikan tepuk tangan Anda menjadi “lupa daratan” atas kesuksesan tersebut.

 

Perbanyak juga dzikir dengan kalimat “Allah Akbar, Allah Akbar”. Yang dibesarkan nama Allah, bukan nama Anda yang mendapatkan satu kesuksesan.

 

Janganlah lihat satu kesuksesan itu. tetapi, lihatlah kegagalannya. Satu keberhasilan produk ada ratusan orang yang komplain atas produk yang telah atau sedang Anda kembangkan. Jadi, tetaplah merunduk. Jaga hati Anda. Allah ada dimana-mana. Ingat nama Allah yang disebut. Bukan, nama Anda.

 

 

Semarang, 26 Maret 2018

 

 

 

 

Melihat Video Pembelajaran “Perkantoran”

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Melihat Video Pembelajaran “Perkantoran”

Oleh Agung Kuswantoro

Setelah mengenalkan konsep dasar dan gambaran media di prodi administrasi perkantoran, pada pertemuan kali ini, saya mengajak mahasiswa untuk melihat media pembelajaran tentang administrasi perkantoran. Sumber video tersebut berasal dari Youtube. Ada jenis-jenis video yang saya kategorikan sebagai media dengan materi bersifat kognitif dan media dengan materi bersifat praktek.

Saat materi praktek, saya menyajikan orang asing yang sedang menata record (arsip dinamis). Modelnya adalah orang asing dengan berbahasa Inggris. Bagus sekali, ada penjelasan dan alat-alat yang sederhana. Tak sesusah apa yang dibayangkan orang. Justru, konsepnya ia dapat dipraktekkan. Konsep adalah teorinya. Teorinya adalah intinya.

Dengan praktik secara langsung oleh peraga/model menjadikan orang mudah memahaminya. Memang video tersebut tidak ruangan (kelas), tetapi di kantor. Hal ini, menjadikan suasana pekerjaan kantor menjadi terasa. Tidak model pembelajaran, tetapi praktik dengan suasana yang apa adanya di kantor. Hal ini sesuai dengan kondisinya. Pas, istilahnya.

Peralatan yang ditampilkan pun menarik. Warna dan guidenya begitu enak dipandang dan rapi. Jadi, tidak sekadar ucapan (teori) saja, tetapi juga fasilitas pun mempengaruhi. Disinilah, letak medianya. Keterpaduan antara teori, alat, dan komunikasinya. Jadi, ketiganya adalah sistem. Sistem adalah proses yang saling terkait. Teori tanpa alat, maka medianya jelas tidak bisa tercapai tujuannya. Alat tanpa komunikasi, maka pesannya juga tidak tersampaikan. Itulah, cara kerja media.

Kemudian, saya juga menampilkan video yang bersifat kognitif yaitu pemahaman administrasi. Dalam video tersebut terlihat ada seseorang yang sedang diwawancarai mengenai administrasi perkantoran. Jawaban-jawaban dari responden, kemudian dikumpulkan oleh peneliti. Peneliti dalam hal ini adalah pembuat media. Model medianya adalah mencari pendapat seseorang untuk dikaji sebagai dasar dalam menuliskan konsep-konsep administrasi perkantoran.

Selain, kedua video tersebut di atas, saya juga menampilkan mengenai cara menghitung laporan keuangan sederhana dengan excel. Hal ini, saya tampilkan karena salah satu pekerjaan kantor adalah menghitung. Program menghitung yang ditawarkan oleh computer yang termudah dan familier adalah program office excel. Nah disinilah, petunjuk dan langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh orang yang akan belajar cara menghitung laporan dengan excel. Hal yang terpenting adalah penulisan rumus matematika, suara yang menjelaskan media, dan alur cara pengerjaaan dengan video. Melalui cara ini, maka media akan mudah dinikmati oleh orang. Tidak hanya orang yang berlatar belakang administrasi perkantoran.

Sekarang, tugas Anda adalah pelajari dan pahami karakteristik dari masing-masing yang melekat atau berkaitan dengan administrasi. Biar mudah, buatlah peta konsepnya. Lalu, pahami karakteristik dari masing-masing unsur yang Anda buat. Misal, dalam administrasi ada unsur-unsur administrasi. Buatkan bagannya. Lalu, diperhatikan unsur-unsur tersebut, apakah termasuk ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Atau, dari sisi lain seperti pekerjaan kantor. Jabarkan saja, pekerajaan-pekerjaan kantor, lalu pahami karakteristik dari pekerjaan kantor. Jika sudah menemukan karakteristiknya, lalu identifikasikan media apa yang cocok. Silakan dianalisis.

Semarang, 25 Maret 2018

Panggilan

Panggilan

Oleh Agung Kuswantoro

 

Sudah menjadi pekerjaan rutin saya yaitu mengimani sholat subuh dan memberi kajian singkat (kultum) setelah sholat Subuh. Saya merasa senang dan tenang melakukannya. Bangun pagi sudah menjadi rutinitas saya dan keluarga saya. Minimal jam 4 pagi bangun. Jika lebih dari jam 4, maka dapat dipastikan tidak berangkat ke masjid.

 

Saat ke masjid, Alhamdulillah sudah ada jamaah yang sudah ada di masjid untuk Adzan dan pujian. Sesekali, saya datang duluan, karena belum ada yang adzan. Malamnya atau subuhnya, secara tidak langsung kitab tafsir Yasin dan tajwid saya siapkan. Tafsir Yasin dikaji pada hari Senin hingga Jum’at. Kitab Hidayatussibyan (tajwid) dikaji pada hari Sabtu dan Ahad. Sepulang dari masjid, saya mengikat kegiatan saya dengan menuliskan materi-materi yang telah disampaikan kepada jamaah melalui grup “jamaah” kajian Subuh dan Facebook.

 

Itulah rutinitas saya. Tujuannya sederhana yaitu belajar dan mendekatkan diri kepada Allah. Syukur, ada orang lain yang mau bergabung untuk sholat berjamaah dan mengaji. Kegiatan ini semua, Allah-lah yang menilai. Bukan, pengurus/takir masjid atau masyarakat.

 

 

Semarang, 24 Maret 2018

 

 

 

 

Bahagia

Bahagia

Oleh Agung Kuswantoro

 

Alhamdulillah bisa mengaji bersama dengan para Jamaah. Kajian fiqih malam Rabunan di Masjid Nurul Iman. Kebanyakan yang hadir adalah orang kampung. Mahasiswa hanya 4 orang.

 

Materi yang saya sampaikan adalah wudhu, mulai dari rukun, sunnah, dan batal wudhu. Sederhana dan praktis, sifat materinya. Tidak bertele-tele. Langsung pada praktik. Sehingga, saya sering mempraktikkan/memperagakan maksud dari apa yang saya sampaikan.

 

Rujukan utama nya, jelas kitab Safinatunnajah. Konsep saya sampaikan terlebih dahulu. Lalu, aplikasi dari perbuatan wudhu. Misal, konsep niat. Saya jabarkan apa itu niat, seperti tempat dan pelafalan niat. Setelah itu, contoh niat dalam suatu perbuatan/ibadah.

 

Pada kajian tersebut, saya merasa bahagia sekali, karena ada dua jamaah dari ibu-ibu yang bertanya. Pertanyaannya, jelas sederhana dan simpel. Saya pun, Alhamdulillah bisa menjawabnya, dengan simpel dan sederhana dari kitab rujukan yang saya bawa.

 

Alhamdulillah jawaban saya diterima oleh mereka. Sekali lagi, saya bahagia sekali dengan 2 pertanyaan dari ibu-ibu. Inilah ngaji. Tidak mencari yang benar dan salah. Tidak mengatakan kamu yang benar, dan saya yang salah. Tetapi, ngaji itu menunjukkan inilah yang seharusnya dari apa yang telah kita pelajari. Lalu melakukannya. Tujuannya, memperbaiki kualitas ibadah kita. Bukan, mencari-cari kesalahan orang lain dari ibadah yang telah dilakukan. Semoga kajian ini membawa keberkahan untuk kita. Amin.

 

 

Semarang, 20 Maret 2018

 

 

Mencari Sosok Pakar Media Pembelajaran

Mencari Sosok Pakar Media Pembelajaran

Oleh Agung Kuswantoro

 

Selama 9 tahun saya mengajar di UNNES, tepatnya prodi pendidikan administrasi perkantoran, jurusan pendidikan ekonomi UNNES. Alhamdulillah sudah menghasilkan 12 buku dari mata kuliah yang saya ampu. Pada semester ini (genap 2017/2018), saya diberi mandat untuk menyampaikan mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran.

 

Pertama kali mendapatkan SK mengajar mata kuliah ini, terasa “shock”, karena bingung apa yang akan saya sampaikan. Berkaca pada dosen senior, bahwa inti mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu membuat media pembelajaran sesuai dengan kompetensinya. Kemudian, saya memahami Rencana Pembelajaran Semester (RPS), ternyata referensi dari media pembelajaran sangat minim.

 

Penasaran saya terkait referensi yang minim. Saya membuka google scholar, muncullah Azhar Arsyad. Sosok ini, saya kenal sejak mahasiswa (2002-2006). Kebetulan, skripsi saya berkaitan dengan pembuatan media pembelajaran stenografi, yaitu pembelajaran stenografi dengan media audio.

 

Sitasi buku tersebut sangat tinggi, yaitu 9572 (scholar per 19 Maret 2018). Lalu, saya mencoba membuka sosok Azhar Arsyad. Ia adalah dosen di Universitas Islam Alauddin Makassar. Selain, karyanya berupa buku media pendidikan. Ia pun pernah menulis bahasa Arab dan metode pengajarannya dan buku Pokok-Pokok Manajemen: Pengetahuan praktis bagi pimpinan dan eksekutif. Melihat profilnya, ia memang konsen dibidang pendidikan. Namun, pada konteks media, saya belum mendapatkan “greget”nya. Ia adalah guru besar ilmu manajemen dan pendidikan bahasa Arab.

 

Penelusuran saya pun masih berlanjut. Kemudian, saya bertemu dengan Adi Nurcahyono. Dosen UNNES berasal dari FMIPA. Ia masih muda. Ia pernah memberikan materi media pembelajaran saat PEKERTI. Saya tertarik dengan “media” yang ia terapkan di kelas. Khususnya media berbasis teknologi informasi. Ia konsen pada media pembelajaran  matematika. Hal yang menarik dari Adi Nur Cahyono yaitu penggunaan media pembelajaran berbasis IT. Ia mampu memperagakan pertanyaan-pertanyaan secara online, dimana dapat dijawab melalui HP android. Selain itu, ia menunjukkan e learning yang ia bangun sendiri dengan kapasitas tertentu.

 

Kemudian, saya juga bertemu dengan Romi Satrio Wahono. Dosen Ilmu Komputer UDINUS. Bagus sekali artikel-artikelnya. Saya membaca pengalaman-pengalamannya di websitenya. Menunjukkan ia tokoh media pembelajaran. Ia pun sering menjadi juri dalam lomba media pembelajaran.

 

Sesuatu yang menarik perhatian saya, yaitu ia mampu menjelaskan aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran, meliputi aspek rekayasa perangkat lunak, desain pembelajaran, dan komunikasi visual. Dari masing-masing aspek tersebut terdapat beberapa indikator yang harus dipahami oleh pembuat media pembelajaran.

 

Trend pembelajaran sekarang berbasis media sosial. Ada peneliti dari Madrid membuat desain pembelajaran berbasis media sosial. Ia meneliti social media learning. Analisisnya bagus sekali. Silakan bisa dibaca dengan kata kunci di google social media. Learning: an approach for composition of multimedia interactive object in a collaborative learning environment. Penelitinya bernama Ivan Claris dan Ruth Cobos dari Universitad Autonoma de Madric, Spanyol.

 

Nah, sekarang bagaimana dengan pendidikan administrasi perkantoran? Oh, jadi ingat saya pun pernah membuat penelitian terkait dengan media pembelajaran pada mengetik manual yaitu gudman. Pernah dimuat di jurnal Lembar Ilmu Pendidikan. Saya pun mengembangkan media pembelajaran e arsip pembelajaran untuk mata kuliah/mata pelajaran kearsipan. Selain itu, juga media audio pada mata kuliah stenografi dan pernah dipublikasikan di Jurnal Dinamika Pendidikan. Mari kita kembangkan diri. Ciptakan media pembelajaran berbasis Administrasi Perkantoran. Agar kita semakin cinta pada prodi kita.

 

 

Semarang, 19 Maret 2018

 

 

Mencari Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran

Mencari Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran

Oleh Agung Kuswantoro

 

Berselancar di internet bersama satu kelas prodi Administrasi Perkantoran yang saya ampu dalam mata kuliah pengembangan media pembelajaran. Logika mata kuliah ini yaitu mengembangkan/menghasilkan media yang telah ada. Lalu, pertanyaan yang muncul, media apa saja yang ada dalam prodi administrasi perkantoran?

 

Pertanyaan itu pula, saya lontarkan kepada mahasiswa. Mereka terdiam. Ada yang menjawab mesin ketik, komputer, alat scan, penghancur kertas, dan alat pengganda, LCD, dan alat-alat perkantoran lainnya.

 

Menurut saya, jawaban atas mereka tidaklah salah. Namun, bagaimana yang mengembangkannya? Atau, siapa yang mengembangkannya? Misal, komputer siapa yang mengembangkan? Lalu, bagaimana pengembangannya? Mesin fotocopy, siapa yang mengembangkan dan bagaimana pengembangannya? Dan, pertanyaan yang serupa dengan alat perkantoran yang berbeda?

 

Apakah yang mengembangkan itu SAMSUNG, DELL, SONY, dan perusahaan teknologi perkantoran itu? lalu, bagaimana peran Anda dan saya sebagai pendidik, dimana akan menyampaikan “pesan” melalui media?

 

Mereka sempat diam dengan pertanyaan saya di atas. Lalu, saya mencoba buka google, mengetik media pembelajaran biologi. Munculnya alat-alat organ, peraga manusia, dan aneka media tentang hewan, dan lainnya. Saya buka google, mengetik media pembelajaran geografi. Munculnya, globe, peta, gambar gunung meletus, skema siklus air, dan lainnya. Saya mencoba buka lagi di google, mengetik media pembelajaran matematika. Munculnya alat peraga segitiga, bola, dan bangun ruang lainnya.

 

Saking penasaran, saya mencoba buka media pembelajaran administrasi perkantoran, yang keluar dari google, sama sekali tidak ada. Kebanyakan justru gambar naskah. Itu pertanda, belum ada yang mempopulerkan media administrasi perkantoran.

 

Dengan begitu, berarti jelas, bahwa masih minimnya media pembelajaran di prodi kita. Apakah Anda tahu selama 3 tahun ini dikenalkan media pembelajaran atau sosok yang sangat membawa perhatian Anda dalam menyampaikan materi dengan menggunakan media? Ada Pak, yaitu media freezi.

 

Ohya, betul. Jawab saya. Itulah pengembangan media. Bagus itu. pasti itu menariknya. Nah, seperti itulah yang dimaksudkan pengembangan media pembelajaran. Dari powerpoint ke freezi. Yang powerpoint saja, itu betul-betul powerpoint yang bagus itu, juga jarang. Poin sebagai power. Bukan, power word. Memindahkan word ke power point.

 

 

Mengenalkan media administrasi perkantoran. Anda tahu gudman pada mengetik? Anda tahu audio pada stenografi? Dan, Anda tahu e arsip pembelajaran? Jika belum, mari kita kenali satu-satu.

 

Media gudman. Kita cari saja di google. Google mengarahkan ke journal Lembar Ilmu Pendidikan (LIK). Media audio stenografi, google mengarahkan ke journal Dinamika Pendidikan. Dan e arsip pembelajaran, google mengarahkan pada jurnal Efisiensi.

 

Jelas media-media di atas adalah media yang ada di administrasi perkantoran. Mohon Anda, download artikel-artikel tersebut di jurnal yang sudah saya sebutkan dengan kata kunci sebagaimana di atas.

 

 

Pesan yang Utama

Pesan adalah materi yang akan disampaikan. Media itu alat untuk menyampaikan pesan. Perhatikan kalimat berikut ini. Saya ke kampus untuk mengajar dengan menggunakan mobil sedan Mercedes Benz. Pesannya adalah saya pergi ke kampus untuk mengajar. Medianya mobil sedan Mercedes Benz. Bisa, tidak medianya diganti? Bisa! Dengan apa? Dengan motor atau jalan kaki.

 

Jadi, intinya yang utama. Pesan itulah intinya. Pesan itulah yang utama. Bukan medianya yang dibesar-besarkan. Tetapi, pesannya tidak tersampaikan.

 

Jika Anda perhatikan dari media gudmen pada mengetik, media audio pada stenografi dan e arsip pembelajaran pada kearsipan. Jelas sekali, pesan yang disampaikan, bukan medianya. Media sebagai alat saja. Bukan tujuan utama, tetapi tujuan akan mudah digapai, jika ada media yang memadai. Oleh karenanya, penekanannya, pahami pesannya dahulu, lalu cari yang tepat medianya. Bukan medianya dicari-cari dulu, tetapi pesannya tidak paham.

 

Bagaimana memahami pesan? Pesan adalah ilmunya. Pelajari ilmunya yang dalam, seperti mengetik, kearsipan, dan stenografi. Kuasai betul teori-teorinya, maka akan muncul proses bisnisnya. Seperti media gudmen itu ada proses bisnisnya. Media audio, jelas ada prosedur penggunannya. Dan e arsip prosedur penggunannya. Dan, e arsip pembelajaran, jelas ada kaidahnya.

 

Jangan lupa, lakukan validitas dan reliabilitas atas alat tersebut. saya yakin ada pakarnya. Jika Anda berhasil melakukan itu, pasti muncul media pembelajaran. Ciptakan saja. Mari berkreasi!

 

 

Semarang, 20 Maret 2018

 

 

 

 

 

Mencari Sosok Pakar Media Pembelajaran

Mencari Sosok Pakar Media Pembelajaran

Oleh Agung Kuswantoro

 

Selama 9 tahun saya mengajar di UNNES, tepatnya prodi pendidikan administrasi perkantoran, jurusan pendidikan ekonomi UNNES. Alhamdulillah sudah menghasilkan 12 buku dari mata kuliah yang saya ampu. Pada semester ini (genap 2017/2018), saya diberi mandat untuk menyampaikan mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran.

 

Pertama kali mendapatkan SK mengajar mata kuliah ini, terasa “shock”, karena bingung apa yang akan saya sampaikan. Berkaca pada dosen senior, bahwa inti mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu membuat media pembelajaran sesuai dengan kompetensinya. Kemudian, saya memahami Rencana Pembelajaran Semester (RPS), ternyata referensi dari media pembelajaran sangat minim.

 

Penasaran saya terkait referensi yang minim. Saya membuka google scholar, muncullah Azhar Arsyad. Sosok ini, saya kenal sejak mahasiswa (2002-2006). Kebetulan, skripsi saya berkaitan dengan pembuatan media pembelajaran stenografi, yaitu pembelajaran stenografi dengan media audio.

 

Sitasi buku tersebut sangat tinggi, yaitu 9572 (scholar per 19 Maret 2018). Lalu, saya mencoba membuka sosok Azhar Arsyad. Ia adalah dosen di Universitas Islam Alauddin Makassar. Selain, karyanya berupa buku media pendidikan. Ia pun pernah menulis bahasa Arab dan metode pengajarannya dan buku Pokok-Pokok Manajemen: Pengetahuan praktis bagi pimpinan dan eksekutif. Melihat profilnya, ia memang konsen dibidang pendidikan. Namun, pada konteks media, saya belum mendapatkan “greget”nya. Ia adalah guru besar ilmu manajemen dan pendidikan bahasa Arab.

 

Penelusuran saya pun masih berlanjut. Kemudian, saya bertemu dengan Adi Nurcahyono. Dosen UNNES berasal dari FMIPA. Ia masih muda. Ia pernah memberikan materi media pembelajaran saat PEKERTI. Saya tertarik dengan “media” yang ia terapkan di kelas. Khususnya media berbasis teknologi informasi. Ia konsen pada media pembelajaran  matematika. Hal yang menarik dari Adi Nur Cahyono yaitu penggunaan media pembelajaran berbasis IT. Ia mampu memperagakan pertanyaan-pertanyaan secara online, dimana dapat dijawab melalui HP android. Selain itu, ia menunjukkan e learning yang ia bangun sendiri dengan kapasitas tertentu.

 

Kemudian, saya juga bertemu dengan Romi Satrio Wahono. Dosen Ilmu Komputer UDINUS. Bagus sekali artikel-artikelnya. Saya membaca pengalaman-pengalamannya di websitenya. Menunjukkan ia tokoh media pembelajaran. Ia pun sering menjadi juri dalam lomba media pembelajaran.

 

Sesuatu yang menarik perhatian saya, yaitu ia mampu menjelaskan aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran, meliputi aspek rekayasa perangkat lunak, desain pembelajaran, dan komunikasi visual. Dari masing-masing aspek tersebut terdapat beberapa indikator yang harus dipahami oleh pembuat media pembelajaran.

 

Trend pembelajaran sekarang berbasis media sosial. Ada peneliti dari Madrid membuat desain pembelajaran berbasis media sosial. Ia meneliti social media learning. Analisisnya bagus sekali. Silakan bisa dibaca dengan kata kunci di google social media. Learning: an approach for composition of multimedia interactive object in a collaborative learning environment. Penelitinya bernama Ivan Claris dan Ruth Cobos dari Universitad Autonoma de Madric, Spanyol.

 

Nah, sekarang bagaimana dengan pendidikan administrasi perkantoran? Oh, jadi ingat saya pun pernah membuat penelitian terkait dengan media pembelajaran pada mengetik manual yaitu gudman. Pernah dimuat di jurnal Lembar Ilmu Pendidikan. Saya pun mengembangkan media pembelajaran e arsip pembelajaran untuk mata kuliah/mata pelajaran kearsipan. Selain itu, juga media audio pada mata kuliah stenografi dan pernah dipublikasikan di Jurnal Dinamika Pendidikan. Mari kita kembangkan diri. Ciptakan media pembelajaran berbasis Administrasi Perkantoran. Agar kita semakin cinta pada prodi kita.

 

 

Semarang, 19 Maret 2018

 

 

Air, Angin, Dan Hujan

Air, Angin, Dan Hujan

Oleh Agung Kuswantoro

 

Akhir-akhir ini cuaca kita sering hujan. Padahal, sudah memasuki bulan Maret. Konon, dulu saat bulan yang berakhiran “ber” itu pertanda musim hujan. Tetapi sekarang, tidak. Sebagai orang muslim, apa pun keadaannya tetap bersyukur diiberi musim panas dan hujan. Jangan mudah terbawa oleh keadaan. Karena, berakibat pada hati tidak tenang, mulut mudah mengumpat dan bertindak tanpa ada dasar. Emosi.

 

Jangan sampai ketika hujan, mulut mengatakan “Aduh udan, daganganku ora payu, “Petaka hujan, meriyang iki awak”. “Walah, hujan, sepi iki toko.” Dan, kalimat yang serupa lainnya. Itu semua, pertanda belum bersyukur atas nikmat Allah. Kita masih menutupi nikmat Allah. Bahasa Alquran itu kafir. Kafir itu tertutup imannya. Sudah tidak zamannya, sekarang mencari orang kafir. Karena orang kafir sudah mati. Tetapi, yang perlu kita waspadai adalah warisan sifatnya yaitu tertutup atas iman kepada Allah.

 

Kafir itu tertutup imannya. Ucapan di atas sebagai contohnya. Bukan saya mengatakan dia kafir, tetapi sifatnya telah menutupi keimanannya. Lalu, bagaimana? Rubah menjadi kalimat positif yaitu Alhamdulillah hujan. Tanaman menjadi subur. Alhamdulillah hujan, udara menjadi segar. Alhamdulillah hujan, Allah menyuruh kita untuk istirahat. Kalimat pertamanya dimulai dengan Alhamdulillah, sebagai wujud syukur terhadap nikmat Allah.

 

Lantas, bagaimana Allah memandang hujan itu sendiri? Air dianugerahkan Allah bagi seluruh makhluk hidup untuk mendukung kehidupan mereka. Air mengalir ke seluruh penjuru dunia. Melalui laut dan sungai, serta melalui mata air yang terpendam di perut bumi. Sementara ilmuwan menyatakan bahwa ada sekitar empat miliyar liter air dibawa oleh awan setiap tahunnya dari lautan ke daratan dan yang turun dalam bentuk hujan. Demikian Allah mengaturnya.

 

Dalam dunia spiritual, ajaran agama Allah dinamai syari’at yang secara harfiah berarti sumber air. Ia adalah tuntunan Illahi yang disampaikan oleh para rasul dan hamba-hambaNya yang terpilih, lalu mereka jelaskan dan peragakan untuk ditiru. Air hujan ruhani adalah wahyu. Ilham, pengalaman spiritual yang diperoleh oleh siapa saja dan sebanyak yang dikehendaki-Nya tidak ubahnya dengan air hujan yang tercurah dalam kadar dan tempat yang dikehendaki-Nya serta sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

 

Hujan seringkali didahului oleh angin dan disertai oleh Guntur dan kilat. Angin menurut Al-qur’an membawa berita gembira tentang turunnya hujan (baca QS. ar-Rum[30]:46).

 

Peranan kehangatan matahari serta angin yang melahirkan hujan – dalam dunia fisik – terlihat dengan nyata. Dalam dunia spiritual ketiga hal itu pun dapat terjadi. Mari, kita simak ayat berikut ini (baca QS. adh-Dhuha [93]).

 

Dengan tuntunan Illahi yang simbolnya adalah berupa cahaya matahari yang dengan mengamati dan menghayatinya, jiwa terdorong kepada kebajikan bagaikan angin yang memiliki kekuatan untuk mendorong awan yang berasal dari butir-butir air terangkat menuju suatu wilayah yang sangat tinggi. Angin yang mendorong itu saja – yakni pengamalan tuntunan Illahi itu saja – sebelum turunnya hujan, sudah  menggembirakan seseorang. Persis seperti angin sebelum turunnya hujan yang dinantikan.

 

QS, al-Baqarah [2]: 19

 

menguraikan keadaan orang-orang munafik dengan gambaran berikut ini:

 

 

“Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat dengan jari-jari mereka ke dalam telinga mereka, karena (mendengar suara) petir.

 

Maksudnya antara lain, adalah orang-orang munafik mengabaikan hujan, yakni petunjuk Illahi yang turun dari langit tanpa usaha mereka. Padahal hujan, yakni hujan yang menumbuh suburkan hati mereka. Padahal hujan, yakni petunjuk itu, mampu menumbuh kembangkan tumbuh-tumbuhan. Mereka mencurahkan seluruh perhatian kepada hal-hal sampingan. Bukankah hujan sebelum tercurah dari langit didahului oleh guruh dan gelapnya awan? Bukankah ketika itu sinar matahari tertutupi oleh gelapnya awan dan cahaya bulan serta bintang-bintang pun terhalangi olehnya? Mereka tidak menyambut kedatangan air yang tercurah itu, tetapi sibuk dengan kegelapan, guruh, dan kilat yang hanya berlalu sekejap dan demikian cepat itu.

 

Dapat juga dikatakan bahwa ayat-ayat Alqur’an diibaratkan dengan hujan yang lebat, apa yang dialami dan dirasakan oleh orang-orang munafik diibaratkan dengan aneka kegelapan, sebagaimana yang dialami pejalan diwaktu malam yang diliputi oleh awan tebal sehingga menutupi cahaya bintang dan bulan. Guruh adalah kecaman dan peringatan-peringatan keras Alquran. Kilat adalah cahaya petunjuk Alqur’an yang dapat ditemukan dicelah peringatan-peringatan itu.

 

Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. Tetapi, tiada yang memahaminya kecuali orang yang berpengetahuan. Memang, perumpamaan-perumpamaan dalam ayat yang tertulis (Alquran) mempunyai makna-makna yang dalam, bukan sebatas pda pengertian kata-katanya. Masing-masing orang sesuai kemampuan ilmiahnya dan dzauqnya – yakni kesadaran ruhaninya – dapat menimba dari perumpamaan-perumpamaan yang boleh jadi berbeda, bahkan lebih dalam dari orang lain. Ini juga berarti bahwa perumpamaan yang dipaparkan disini, bukan sekedar perumpamaan yang bertujuan sebagai hiasan kata-kata, tetapi ia mengandung makna serta pembuktian yang sangat jelas. Mungkin kita mempelajari dan menimba maknanya? Semoga demikian. Wa Allah A’lam

 

Orang yang sudah memahami apa itu hujan, dan manfaatnya itu mendekatkan kepada ilmu pengetahuan dan iman. Orang yang beriman selalu menjaga hatinya. Bahkan, selalu membuka hatinya.

 

Ibarat diruang yang gelap gulita, ia akan membutuhkan cahaya. Gelap diumpamakan kafir, cahaya itu iman. Ia akan mencari Allah dalam kegelapan. Nur yang dicari, yaitu Allah. Saat ia gelap ia berdoa, agar tidak termasuk kafir/kufrun. Semoga kita bisa menjadi hamba yang bersyukur, bukan kufur nikmat. Menikmati setiap peristiwa berupa musim hujan dan panas. Semoga kita menjadi orang yang beriman. Amin.

 

 

Previous Older Entries