Cara Mendefinisikan Konsep

Cara Mendefinisikan Konsep

Oleh Agung Kuswantoro

 

Konseptualisasi adalah proses pemberian definisi teoritis atau definisi konseptual pada sebuah konsep (Prasetyo dan Jannah; 2016:90)

 

Dalam mendefinisikan sebuah konsep, langkah yang termudah adalah membuat tabel yang isinya kolom-kolom. Tujuannya untuk menyederhanakan sebuah konsep. Sehingga dibutuhkan item-itemnya.

 

 

Lalu, apa saja itemnya?

 

Berikut item-itemnya, yaitu konsep, variabel, dan indikator. Misal, ada konsep pemanfaatan. Maka, variabelnya pemanfaatan kartu sehat. Sedangkan, indikatornya adalah pernah memanfaatkan kartu sehat dan frekuensi kartu sehat.

 

Contoh lagi, konsepnya pengetahuan responden. Maka, variabelnya tingkat pengetahuan responden tentang kartu sehat. Sedangkan indikatornya, yaitu pengetahuan tentang biaya untuk memperoleh kartu sehat, pengetahuan tentang jenis layanan untuk memperoleh kartu sehat, pengetahuan tentang pihak yang memperoleh kartu sehat, dan sebagainya.

 

Penjelasan di atas, saya sarikan dari Prasetyo dan Jannah (2016:91). Di dalam buku tersebut digambarkan dengan tabel-tabel yang lebih rinci, sehingga konsepnya mampu teridentifikasikan. Konsepnya mencair, kurang lebih seperti itu.

 

 

Sumber: Prasetyo, B dan Jannah , M.L. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press.

 

 

 

 

 

 

 

 

SEM dan SPSS

SEM dan SPSS

Oleh Agung Kuswantoro

 

Akhir-akhir ini, saya bingung dengan analisis. Bahwa, ada orang saat penelitian yang berjudul “moderasi” atau “intervening” analisisnya menggunakan SPPS.

 

Saya membacanya, ternyata saat menganalisis satu per satu. Misal X secara langsung ke Y. lalu X melalui Y secara tidak langsung. Dimana, gambarnya ada variabel intervening.

 

Dalam hati bertanya kepada diri sendiri “apakah tidak ada analisis yang sekali ‘klik’, bisa keluar semua? Jadi, tidak ada satu persatu-satu. Namun, belum selesai membaca. Banyak pertanyan yang muncul. Kebanyakan, SEM itu banyak model yang saling memanah. Atau, istilahnya analisis jalur. Dan, hasilnya berbeda saat diuji SPSS dan SEM.

 

Ketika diuji SPSS mengatakan valid/normal. Tetapi, saat diuji SEM, hasilnya tidak valid/normal. Lalu, saya bertanya kepada diri sendiri. Berarti ada syarat dan ketentuan untuk diuji SPSS atau SEM. Tidak semua data dianalisis dengan SPSS dan SEM. Logikanya, jika itu bisa, maka keluar hasil yang sama, berupa valid/normal.

 

Tidak ada pembeda hasil atara SPSS dan SEM. Jika itu ada perbedaan pada hasil SPSS dan SEM, maka ada syarat dan ketentuan waktu pengujian SPSS dan SEM.

 

Semarang, 4 Juli 2018