Penelitian Penyelenggaraan Kearsipan Perguruan Tinggi

Penelitian Penyelenggaraan Kearsipan Perguruan Tinggi
Oleh Agung Kuswantoro

Kemenristekdikti telah mengeluarkan Permenristekdikti Nomor 78 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kearsipan di lingkungan Perguruan Tinggi (PT).

Menurut saya, hal tersebut sangat menarik. Mengapa? Belum tentu PT dapat/mampu menerapkan Permenristekdikti tersebut.

Oleh karenanya, saya sangat tertarik (baca: penasaran) untuk mengkaji hal ini. Tidak usah terlalu jauh. Melakukan penelitian terkait penyelenggaraan kearsipan di PTN di Jawa Tengah dan DIY.

Hal ini pula, yang saya lakukan bersama mahasiswa bimbingan skripsi saya – Susi – untuk meneliti ini.

Kebanyakan lembaga masih menomor sekiankan kearsipan. Namun, bagaimana dengan PTN di Jateng dan DIY?

Rembang, 21 September 2018

Herdiansyah, Guru (Saya) Penelitian Kualitatif

herdiansyah
Herdiansyah, Guru (Saya) Penelitian Kualitatif
Oleh Agung Kuswantoro

Herdiansyah adalah dosen Fakultas Psikologi Universitas Paramadina. Ia menamatkan S2 di Psikologi UGM. Tesisnya mengenai “Kecemasan dan Strategi Coping pada Wanita Pelacur”.

Saya membaca dan mempelajarinya pada buku yang ditulisnya. Judulnya Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.

Bagian terakhir berisikan lampiran. Dalam lampiran tersebut, mata saya dibuat kagum oleh Herdiansyah yang telah mewawancarai pada pelacur.

Palacurnya yang diwawancarai ada 12 orang. Tidak hanya satu. Padahal, wawancara 1 orang saja, susah dan tema-tema yang ditanyakan banyak. Itu pula, tidak sekali wawancara. Pada satu orang, dibutuhkan wawancara lagi, kepada orang tersebut. minimal dua kali wawancara pada orang yang sama.

Dalam verbatim wawancara (transkrip wawancara) sangat jelas dialog wawancaranya. Kemudian, tema wawancara.

Setelah itu dibuatkan tabel akumulasi tema. Dari tema-tema yang ditanyakan kepada “pelacur” tersebut, kemudian dibuat tabel akumulasinya. Termasuk, wawancara pertama dan kedua.

Barulah dibuat tabel kategorisasi dan coding tema wawancara pada subjek orang tersebut. hal yang perlu diperhatikan adalah subkategori tema.

Misal, ada tema latar belakang keluarga. Muncullah dari wawancara tersebut subkategori tema yaitu keluarga subjek tidak harmonis, dan hubungan subjek dengan anaknya sangat baik.

Pastinya, penentuan subkategori tema ini harus berdasarkan pertanyaan dari tema yang dijawab oleh subjek/pelacur. Kemudian, ditulis kodenya. Misal, pelacur 1 (YL), W1 (Wawancara 1), 04-01-2007 (4 januari 2017), 39 – 41 (pertanyaan nomor 39-41), dan 179 – 182 (pertanyaan 179-182).

Kurang lebih itu yang saya dapat tuliskan dari satu judul pada bagian buku tersebut. Herdiansyah adalah guru penelitian kualitatif.

Saya sangat suka penelitian kualitatif, tetapi kualitatif yang “beneran”, bukan asal mendistribusikan saja dari setiap permasalahan.

Rembang, 21 September 2018

HUKUM (2)

HUKUM (2)
Oleh Agung Kuswantoro

Orang yang terbebani hukum adalah orang yang sudah balig/dewasa. Dalam fiqih-pernah kita bahas-bahwa tanda-tanda orang balig yaitu ditandai dengan mimpi basah bagi laki-laki dan haid bagi wania. Tidak saya bahas lagi secara detail.

Intinya, anak yang sedang beribadah atau melakukan “sesuatu” itu belum terbebani secara hukum. Misal, waktu Ramadan, ia melakukan puasa. Maka, secara hukum sedang belajar melakukan berpuasa.

Ada anak kecil yang sedang sholat, maka sholatnya adalah dihukumi latihan sholat. Mengapa? Karena ia belum terkena hukum. Namun, fiqih secara aturan sangat tegas, bahwa, latihan solat dimulai sejak usia anak-anak.

Jika usia telah mencapai 7 tahun, maka dapat dilakukan ‘kekuatan tangan’, jika ia tidak sholat. Mengapa? Karena, sewaktu kecil saja mudah ‘meninggalkan’ suatu hukum, apalagi ketika ia akan berajak dewasa, maka suatu hukum akan mudah ‘dilangkahi’. Atau ditinggalkan.

Bersambung
Semarang, 21 September 2018

KOMPETISI PERKANTORAN SMK TINGKAT NASIONAL

20180919_085745

KOMPETISI PERKANTORAN SMK TINGKAT NASIONAL
Oleh Agung Kuswantoro

Administrasi adalah sekelompok orang yang saling bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Atas dasar inilah, jurusan pendidikan ekonomi mengadakan “Kompetisi Perkantoran SMK Tingkat Nasional”.

Perbedaan kompetisi ini dengan yang lainnya adalah dilakukan secara kelompok. Menurut saya, kompetisi ini dalam rangka mengembalikan ruh “administrasi” itu sendiri. Administrasi itu bermakna luas, bukan bermakna kecil.

Administrasi itu, tidak hanya mengecap atau mengetik surat. Tapi, ada juga peran memimpin, mengolah, mengetik, agendaris, pengarah, arsiparis dan ekspeditur.

Ada 12 peserta yang ikut dalam kompetisi ini yaitu SMK Negeri 1 Demak, SMK Negeri 9 Semarang, SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Magelang, SMK YPE Sampang Cilacap, SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang, SMK Negeri 1 Kendal (2 tim), SMK Hidayah Semarang, SMK Negeri 1 Bawang Banjarnegara, SMK PL Tarcisius Semarang, dan SMK Negeri 1 Purwodadi.

Sangat menarik baju peserta, rapi, bersih, dan ceria sesuai dengan nuansa perkantoran.
Selamat berkompetisi

Semarang, 19 September 2018