60 Hari Menuju Ramadhan

60 Hari Menuju Ramadhan
Oleh Agung Kuswantoro

Mungkin kita belum pantas untuk memasuki bulan Ramadhan. Karena, dosa yang terlalu banyak.

Itulah, semangat kita untuk dapat bertadarus kelak pada bulan Ramadhan. Sehingga, mulai sekarang kita belajar tajwid agar bisa bertadarus.

Sejak Senin (4 Maret), kita berlatih makhorijul huruf hingga bacaan Ikhfa. Dengan tujuan agar Ramadhan dapat bertadarus yang benar sesuai kaidah tajwid.

Tidak muluk-muluk targetnya. Mulai dari surat at-takasur hingga al lahab bagi kelas C dan D. Sedangkan, kelas A dan B fokus pada makhorijul huruf.

Rencana tiap sore hingga menjelang buka puasa kita akan bertadarus. Tujuannya agar kita semua menjadi hamba yang cinta Alqur’an. Cinta pada kitab suci bagi orang Muslim.

Para Ustad Ustadah pun semangat belajar dengan santri. Tak bosan-bosannya, mereka mengingatkan agar sesuai bacaannya.

Itulah cara kita menyambut bulan Ramadhan. Harapannya, kami semua dapat memantaskan diri sebagai tamu Allah pada bulan Ramadhan yang suci. Bukan Ramadhannya yang sebagai tamu Allah. Tetapi, kita sebagai tamunya. Jangan-jangan tamunya tidak pantas masuk ke rumah yang dikunjungi karena ketidak siapan tamu untuk berkunjung di rumah itu. Wallahu ‘alam.

Semarang, malam 1 Rojab 1440

Iman Kepada Kitab (9): Alqur’an

Iman Kepada Kitab (9): Alqur’an

Oleh Agung Kuswantoro

 

Cara mengimani Alqur’an yang berikutnya

  1. mendadabbur/menghayati. Ini adalah tahapan setelah membaca. Seorang muslim dan mukmin tidak sekadar membaca saja, tetapi mengkaji, memahami, dan mempelajari dari pesan tiap ayat Alqur’an.

 

Dibutuhkan ilmu dalam menghayati, sebagaimana materi yang dulu yaitu ilmu-ilmu yang dibutuhkan dalam mempelajari makna (isi/pesan) dari suatu ayat Alqur’an.

 

Contoh lainnya, ada ayat “kutiba alaikumuussyiyam”. Artinya, diwajibkan atas kamu berpuasa. Dalam memahami ayat ini dibutuhkan beberapa ilmu. Ilmu tajwid, “kutiba” memakai huruf kaf, bukan huru qof. “Qutiba”, itu salah.

 

Ilmu bahasa arab. Itu dalam bentuk pasif yaitu mabni majhul, dimana fi’il yang fa’ilnya tidak disebutkan. Jika fi’il madli, maka huruf awal dibaca dhommah dan huruf sebelum akhir dibaca kasroh. Bermakna “di”. Menjadi ayat tersebut bermakna diwajibkan.

 

Lalu, muncul ilmu fiqih. Siapa yang diwajibkan berpuasa? Jawabnya, orang yang mukallaf. Yaitu, orang dewasa dan berakal. Dikuatkan dengan ilmu tauhid. Mukallaf tersebut beriman. Karena, ada orang dewasa tidak berpuasa. Atau, ada orang islam tetapi tidak berpuasa.

 

Kurang lebih seperti itu dalam mentadabbur suatu ayat. Wallahu ‘alam.

 

Bersambung.

 

Semarang, 29 Jumadil Akhir 1440

 

Iman Kepada Kitab (8): Alqur’an

Iman Kepada Kitab (8): Alqur’an
Oleh Agung Ke

Alqur’an bukanlah hiasan. Namun, ia adalah kitab yang harus kita imani. Ada beberapa cara untuk mengimani Alqur’an yaitu

1. Membaca. Tahap ini, seorang muslim baru mengenal Alqur’an. Oleh karenanya, ada sekolah/Madrasah/TPQ yang secara khusus belajar Alqur’an. Tujuannya agar mengenalnya.

Pahala bagi orang yang membaca Alqur’an adalah 1 huruf akan dibalas 10 kebaikan. Misal, kebaikan yaitu menolong orang, mengantarkan anak/istri, mengambil batu di jalan, dan kebaikan lainnya yang berjumlah 10.

Mencari dan mengamalkan 10 kebaikan, bukan perkara mudah. Namun, dengan membacanya, kita akan diberi pahala 1 huruf berupa 10 kebaikan.

Nah, bagaimana jika surat Al ikhlas (qul huwallahu ahad). Berapa hurufnya? Dan, berapa pula banyaknya kebaikan yang didapat dari orang yang membacanya? Wallahu ‘alam.

Berssmbung

Semarang, 28 Jumadil Akhir 1440

Iman Kepada Kitab (7): Alqur’an

Iman Kepada Kitab (7): Alqur’an
Oleh Agung Kuswantoro

Untuk memahami Alqur’an dengan baik dibutuhkan ilmu-ilmu seperti tafsir, tajwid, tauhid, tarekh, fiqih, sorof, nahwu, balaghoh, dan ilmu lainnya.

Mengapa membutuhkan ilmu-ilmu di atas? Karena, Alqur’an bersifat global/ijmaly. Sehingga, dalam memaknainya dibutuhkan ilmu “alat”.

Misal, ada ayat dengan artinya “dirikanlah sholat dan tunaikan zakat”. Pada Alqur’an tidak dijelaskan, bagaimana tata cara sholat, rukun sholat, sunah sholat, hal yang membatalkan sholat, dan perkara mengenai sholat lainnya. Untuk memahami hal diatas diperlukan ilmu fiqih.

Belum lagi, jika kita perhatikan lafal ayatnya. Ada kalimat “aqimus sholah”. Artinya, dirikanlah sholat. Berarti itu fiil amar, yang bermakna perintah. Lalu, kita kaitkan dengan ilmu usul fiqih. Yaitu, apabila bentuk perintah, maka menunjukkan perbuatan tersebut wajib. Jadi, sholat itu perbuatan wajib.

Kurang lebih seperti itu contohnya. Itulah Alqur’an. Dalam memahaminya dibutuhkan banyak ilmu. Belajarlah ilmu-ilmu lain agar dapat mendalami Alqur’an dengan baik. Wallahu ‘alam.

Semarang, 28 Jumadil Akhir 2019

Iman Kepada Kitab (7): Alqur’an

Iman Kepada Kitab (7): Alqur’an
Oleh Agung Kuswantoro

Alqur’an adalah kalam Allah. Ia/Alqur’an bukanlah makhluk. Disampaikan melalui Malaikat Jibril dan diterima oleh Nabi Muhammad. Lalu, disampaikan kepada sahabat/umatnya.

Artinya Alqur’an itu ucapan Allah secara langsung. Ingin mengenal Allah, belajarlah Alqur’an. Ingin lebih jelas/detail mengenal Nabi Muhammad, belajarlah hadis/sunah.

Sehingga, konsep bahwa Alqur’an itu kalam Allah bisa dipahami. Oleh karenanya dibutuhkan ilmu-ilmu lain untuk mempelajari Alqur’an agar memahaminya dengan benar. Wallahu ‘alam.

Semarang, 27 Jumadil Akhir 1440

A I U BA UU AN ANI AN NA MIN MUNI MAII AN ANIAA

A I U BA UU AN ANI AN NA MINAL MUNI MAII AN ANIAA
Oleh Agung Kuswantoro

Judul itulah yang tadi kami lakukan bersama pada teman-teman pengajar Madrasah. Dalam rangka menyambut Ramadhan, kami berencana untuk tadarus bersama santri. Sehingga, perlu penguatan materi. Khususnya, tajwid.

Makhorijul huruf menjadi topik utama kami dalam belajar. Judul di atas adalah materinya.

Jelas sekali, bagaimana mengucapkan Alif/Hamzah, fathah, kasroh, dhommah, dan dengung.

Kami juga membuat ketukannya. Sehingga, tepat, mana panjang dan pendek.

Materi makhorijul huruf disampaikan oleh Ustad Belardo. Saya konsen pada ketukannya. Jadi, saling melengkapi.

Cara ini pula yang akan disampaikan ke santri dalam mengaji. Mulai besok hingga bulan Syaban, kami bersama santri akan konsen mengaji tajwid agar besok pas Ramadhan, tadarusnya bagus.

Alhamdulillah, belajar bersama kami sore tadi berjalan lancar. Para Ustad Ustadah semangat dalam belajar.

Semarang, 3 Maret 2019

Iman Kepada Kitab (5): Zabur

Iman Kepada Kitab (5): Zabur
Oleh Agung Kuswantoro

“Dan kami berikan Zabur kepada Nabi Dawud” (an Nisa:163).

Itulah potongan ayat yang menegaskan bahwa Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud. Hingga tulisan ini dipublish referensi mengenai kitab Zabur sangat minim.

Atau, Keterbatasan saya dalam referensi dan ilmu saya. Sehingga, belum bisa menjelaskan mengenai kitab Zabur. Wallahu ‘alam.

Semarang, 25 Jumadas Tasaniah 1440

Iman Kepada Kitab (6): Alqur’an

Iman Kepada Kitab (6): Alqur’an
Oleh Agung Kuswantoro

Kitab yang keempat adalah kitab Alqur’an. Kitab yang diimani bagi umat Islam.

Alqur’an diterima oleh Nabi Muhammad. Kitab ini sekaligus mukjizat baginya.

Alqur’an adalah penyempurna dari ketiga kitab sebelumnya. Ajaran-ajarannya sebagai penyempurna dari Nabi-nabi sebelumnya.

Misal, jumlah rokaat sholat. Pada Nabi Musa ada 50 sholatan. Pada Nabi Muhammad ada 5 sholat. Secara kualitas 5 sholat pahalanya 50 sholatan.

Lalu, Alqur’an diturunkan secara bertahap sesuai dengan kondisi saat itu. Tidak langsung utuh.

Misal, perintah membaca. Iqro. Surat pertama kali turun yaitu al’alaq ayat 1 hingga 5. Padahal, dalam surat tersebut jumlah ayatnya ada 19 ayat.

Bersambung

Semarang, 26 Jumadil Akhir 1440

Next Newer Entries