Buku Mari Bicara Islam: Memahami Permasalahan Islam Dengan Jeli

 

 

 

 

 

“Bicara Islam Di Sekitar Kita”:

Memahami Permasalahan Islam Dengan Jeli

 

Oleh Agung Kuswantoro

 

 

 

 

Kata Pengantar Oleh Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. Guru Besar UIN Sunan Kalijaga dan Anggota Tim Penyusun Tafsir Tematik Al qur’an Kementerian Agama RI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Halaman

Cover………………………………………………………………………………………………………….

Identitas Buku…………………………………………………………………………………………….

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………….

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………..

Ucapan Terima Kasih dan Persembahan……………………………………………………..

 

Ibadah Mahdhoh

Memperbaiki Salat Untuk Memperbaiki Kualitas Hidup. 1

Salat Sebagai Kebutuhan Atau Kewajiban?. 6

Mengaitkan Keji dan Salat Khusyuk. 11

Khusyuk, Fiqih, dan Tasawuf. 18

Jumuah, Salat Duhur, dan Jumatan. 20

Merencanakan Amalan Di Bulan Ramadhan. 28

10 Malam Terakhir Ramadhan, Mau Apa Kita?. 37

Menyambut Idul Adha. 53

Syawal, Hijrah, dan Idul Adha…………………………………………. ………………..40

 

Ibadah Ghoiru Mahdhoh

Memantaskan Menjadi Hamba Yang Patut Masuk Bulan Ramadhan. 24

Dakwah : Guyub Di Bulan Ramadhan. 33

Syawal Dan Tanda Orang Bertakwa. 41

Ibadah Berkesinambungan. 45

Mengambil Hikmah Hijrah. 49

Generasi Muda dan Merubah Diri…………………………………………………. …57

Sekulerisasi Ilmu. 58

Memaknai Orang Cerdas. 63

Fardu Kifayah dan Menyampaikannya. 67

Janganlah Jadi Yang Merugi 71

Menaikkan Status Menjadi “Alim”. 77

Sifat Allah, Syukur, dan Nikmat Allah………………… …………..………….81

Memahami Sifat Allah Arrohman Dan Arrohim.. 82

Memahami Syukur Dalam Suatu Acara. 87

Air, Angin, dan Hujan. 91

Keunikan Nabi Muhammad SAW dan Berita Bohong…. …………………….95

Muhammad SAW.Pemimpin Teladan Sepanjang Masa. 96

Sisi Lain Nabi Muhammad SAW. 99

Hoax. 103

 

Daftar Pustaka. 107

Biodata Penulis………………………………………………………………………………………. 109

 

AJAK KEBAIKAN DAN CEGAH KEBURUKAN

Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag.

            Dakwah, mengajak pada kebaikan dan mencegah dari keburukan pada dasarnya, adalah tugas setiap orang beriman. Tugas dakwah dapat dilakukan secara individual maupun kolektif. Karakter orang-orang beriman ialah bekerja sama bahu-membahu dalam menegakkan kebenaran dan bersama-sama menghapuskan kebatilan. Hal itu mengingat bahwa di sana ada golongan kaum munafik yang bekerja untuk mencegah perbuatan baik dan menyruh perbuatan mungkar. Allah swt berfirman dalam Al quran,

Kaum munafik, laki-laki dan perempuan, mempunyai saling pengertian satu dengan yang lain; mereka menganjurkan yang mungkar, dan melarang yang makruf, dan mereka menggenggam tangan. Mereka sudah melupakan Allah, dan Dia pun melupakan mereka. Golongan orang munafik, mereka itulah golongan orang fasik (QS At-Taubah/9:67).

Orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan, saling menjadi pelindung satu sama lain; menganjurkan yang makruf dan melarang yang mungkar; mereka mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat serta patuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah yang akan mendapat rahmat Allah. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana (QS At-Taubah/9:71).

Kerja dakwah dengan demikian perlu direncanakan dan diatur dengan saksama dan dengan sebaik-baiknya. Allah swt berfirman dalam Al quran,

Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh orang berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar. Mereka itulah orang yang beruntung. Dan janganlah seperti mereka yang bercerai-berai dan berselisih paham setelah menerima keterangan yang jelas. Mereka itulah yang akan mendapat azab yang berat  (Ali Imran/3:104-105).

Kamu adalah umat terbaik; dilahirkan untuk segenap manusia, menyuruh orang berbuat benar dan melarang perbuatan mungkar, serta beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, niscaya baiklah bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, tetapi kebanyakan mereka orang fasik (Ali Imran/3:110).

Hendaklah kamu tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan jangan saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah. Allah amat keras dalam hukuman-Nya (QS Al-Maidah/5:2).

Mengajak kepada kebajikan (amar ma’ruf) adalah kewajiban seluruh kaum Muslimin. Al qur’an menginginkan kaum Muslimin mendukung terciptanya kondisi yang benar, yang bersumber pada kehendak Allah. Allah SWT berfirman:

Wahai orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dengan takwa yang sebenarnya dan janganlah kamu mati kecuali dalam Islam. Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah terpecah belah. Ingatlah kamu akan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepadamu tatkala kamu sedang saling bermusuhan lalu ia memadukan hatimu dengan rasa kasih sehingga dengan karunia-Nya kamu jadi bersaudara. Ketika itu kamu berada di tepi jurang api, lalu Ia menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu mendapat petunjuk. Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh orang berbuat benar dan melarang perbuatan mungkar. Mereka itulah yang beruntung (Ali Imran/3:102-104).

Amar ma’ruf merupakan suatu bentuk kesetiakawanan sosial untuk menerapkan kebenaran dan kebaikan dalam kehidupan dan mempersatukan seluruh potensi untuk menegakkan bangunan sosial atas landasan yang kokoh. Jika individu dalam masyarakat dibiarkan mengerjakan apa saja yang diinginkan, ini akan meruntuhkan masyarakat.

Allah SWT melekatkan beberapa ciri pada orang-orang beriman. Di antaranya, kesediaan untuk beramar ma’ruf setara dengan kemampuan masing-masing. Tiap orang diseru untuK beramar ma’ruf menurut kadar kemampuannya. Amar ma’ruf mengantarkan masyarakat tempo dulu pada kemajuan dan kejayaan serta menjadikan mereka umat terbaik.

Prinsip amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah ibarat dua sisi dari satu keping mata uang, yang tak terpisahkan satu dari yang lain. Kegiatan amar ma’ruf  tidak sempurna tanpa nahi mungkar, sebagaimana nahi mungkar tidak akan lengkap tanpa diikuti dengan amar ma’ruf.

Allah SWT mewajibkan kaum Muslimin menentang penyimpangan, baik penyimpangan keagamaan, maupun penyimpangan sosial. Ia mencakup kepentingan pribadi maupun kelompok, seperti penyimpanan politik berupa penindasan terhadap rakyat, penyimpangan ekonomi berupa monopoli, manipulasi dan perampasan hak-hak orang kecil dan cara-cara zalim lainnya, terang-terangan maupun yang tersembunyi.

Islam menciptakan pengawasan melekat dalam hati masyarakat yang tunduk pada risalah Ilahiah. Islam memberikan kekuatan pendorong pada hati umat manusia, sekaligus memberikan kekuatan penahan atas dasar kesadaran akan tanggung jawab dalam kehidupan.

Al qur’an menegaskan  sanksi meninggalkan nahi mungkar sebagai berikut:

Setelah mereka mengabaikan peringatan yang sudah disampaikan, Kami selamatkan mereka yang melarang orang melakukan kejahatan, dan Kami hukum orang zalim dengan azab yang berat atas perbuatan mereka melanggar segala yang dilarang, maka firman Kami kepada mereka, “Jadilah kamu kera, yang dibenci dan dijauhi.” (Al-A’raf/7:165-166).

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Kalau tidak sanggup dengan tangannya, hendaknya ia mengubah dengan ucapannya. Kalau tidak sanggup mengubah dengan ucapannya, hendaklah mengubah dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Bukhari dan Muslim).

“Sesungguhnya jika manusia melihat kemungkaran dan tidak mengubahnya, dikhawatirkan semua manusia akan terkena siksa Allah oleh kemungkaran itu.” (HR Ibnu Majah).

Prinsip nahi mungkar menghimpun sikap penolakan terhadap segala kondisi kemerosotan. Nahi mungkar merupakan langkah untuk mengikis faktor penyebab kerusakan dalam masyarakat. Terdapat banyak penyimpangan yang luput dari tangan kekuasaan, dan baru tampak sesudah sekian lama, sehingga usaha perbaikannya sulit dilakukan.

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul jika mengajak kamu kepada yang memberi kamu kehidupan; ketahuilah bahwa Allah berada di antara manusia dan hatinya, dan bahwa kepada-Nya kamu akan dihimpun kembali. Dan jagalah dirimu dari bencana fitnah, yang tidak hanya akan menimpa mereka yang jahat saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah keras sekali dalam menjatuhkan hukuman (Al-Anfal/8:24-25).

“Hendaknya kalian memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, atau akan ditimpakan siksa kepada kalian karena perbuatan orang-orang jahat kalian, lalu orang-orang yang baik di antara kalian berdoa, tapi tak dikabulkan.”

Mencegah kemungkaran tidak terbatas hanya pada ucapan, tetapi berlanjut dengan kekuatan fisik, dan bila perlu dengan kekuatan senjata.

Dan kalau ada golongan yang beriman bertengkar, damaikanlah mereka; tetapi jika salah satu dari keduanya berlaku zalim terhadap yang lain maka perangilah golongan yang berlaku zalim, sampai mereka kembali kepada perintah Allah; bila mereka sudah kembali, damaikanlah keduanya dengan adil, dan berlakulah adil; Allah mencintai orang yang berlaku adil (Al-Hujarat/49:9).

Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan kebajikan terbesar yang diperintahkan Allah kepada orang beriman. Karena itu tiap mukmin harus berusaha sungguh-sungguh agar amar ma’rufnya membuahkan kema’rufan dan nahi mungkarnya tidak menimbulkan kemungkaran yang lain.

 

Jika pemimpin bijaksana

Rakyat dipimpin akan bahagia

 

Kalau pemimpin seorang angkara

Rakyat dipimpin akan merana

 

Jika korupsi merajalela

Tandanya rakyat akan celaka

 

Jika pemimpin bersifat anarki

Rakyat dipimpin akan berlari

 

Jika pemimpin suka berbakti

Tentu sentosa rakyat negeri

 

Jika pemimpin suka kolusi

Suka pula ia korupsi

 

Jika pemimpin orang amanah

Rakyat dipimpin tidak gelisah

 

Jika pemimpin bersifat amarah

Rakyat dipimpin akan gelisah

 

Jika banyak berbuat amal

Tandanya dia orang kamal

 

Jika pemimpin suka membual

Rakyat dipimpin akan mual

 

Jika pemimpin seorang alim

Tak kan dia berbuat zalim

 

Jika pemimpin orang budiman

Rakyat dipimpin akan nyaman

 

Jika pemimpin amak maruf

Benci dia perbuatan korup

 

Jika pemimpin seorang koruptor

Berani dia bermain kotor

 

Jika pemimpin seorang apatis

Rakyat dipimpin akan menangis

 

Jika pemimpin bersifat boros

Negeri dipimpin akan keropos

(Sulaiman Yusuf)

 

  • Kebatilan tidak akan menjadi kebenaran karena perjalanan waktu (Muhammad Abduh).
  • Katakanlah yang benar, walaupun pahit untuk mengatakannya (Nabi Muhammad SAW).
  • Manakala kita menyadari bahwa kita menyeleweng, maka adalah kewajiban kita untuk berbalik dan kembali meneruskan perjalanan yang benar (Mahatma Gandhi).
  • Masyarakat adalah seperti perahu; semua orang harus membantu untuk menentukan arah kemudinya (Hendrik Ibsen).
  • Yang baik dan yang jahat selalu menerima upahnya, walaupun upah itu datangnya kadang cepat, kadang lambat (Kong Fu Tsu).

 

Yogyakarta, 28 Mei 2018

Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. Guru Besar UIN Sunan Kalijaga dan Anggota Tim Penyusun Tafsir Tematik Al qur’an Kementerian Agama RI

 

 

Ucapan Terima Kasih dan Persembahan

 

Ucapan Terima Kasih, penulis sampaikan kepada

  1. Allah SWT, Tuhan yang Satu sebagai kekuatan yang mampu Menghidupi dan Mematikan setiap makhluk. Tanpa “kekuatan” dan “kekuasaannya” buku ini tidak bisa dinikmati oleh Pembaca.
  2. Nabi Muhammad SAW, semoga buku ini memberikan jalan agar kita selalu diberi kemudahan dalam menjalankan Sunah-sunahnya.
  3. Almamaterku, Pondok Pesantren Salafiah Kauman Pemalang yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada Penulis.
  4. Universitas Negeri Semarang, tempat Penulis bekerja yang telah menginspirasi untuk selalu berkarya.
  5. Istri, Lu’lu’ Khakimah dan kedua anak Penulis (Mubin dan Syafa’) yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk selalu menuliskan yang ada di lingkungan.

 

 

 

Persembahan : Kedua orang tua (Almarhum Madik dan Zumrohati).

URUTAN WAKTU PELAKSANAAN SHOLAT GERHANA BULAN

URUTAN WAKTU PELAKSANAAN

SHOLAT GERHANA BULAN

 

 

WhatsApp Image 2019-07-15 at 07.47.26(1)

Urutan/ rundown waktu sholat gerhana, Insya Allah

pada tanggal Rabu, 17 Juli 2019 sebagai berikut:

 

03.00 – 03.30 : Imam, Bilal, dan Jamaah berdzikir. Perbanyak istighfar, sholawat, dan tahlil.
03.30 – 03.35 : Bilal berdiri untuk mengajak memulai sholat gerhana. “Assolata sunnal likhosufil qomari rak’ataini jamiata romimakumullah”.
03.35 – 03.50 : Sholat selesai.
03.50 – 03.53 : Bilal berdiri untuk mengantar khotib. Khutbah pertama. Doa bilal adalah “ansitu wasma’u wala tatakallamu ‘indal khutbah. La’allakum tattaqun. Ansitu was ma’u wa la tatakallamu ‘indal khutbah. La’allakum tuflikhun. Ansitu rokhimakumullah.”
03.53 – 03.54 : Khotib salam. “Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatuh”. Khotib duduk.
03.54 – 03.55 : Bilal memimpin doa. “Allahumma solli ala sayyidina wa maulana muhammad. Allahumma thowwil Islam minal muslimina wal muslimat wal mukminina wal mukminat wang suruhum robbigtimlana minka bil khoir waya khoirunnasirina birohmatika ya arkhamarrokhimin”.
03.55 – 04.12 : Khotib khutbah pertama.
04.12- 04.14 : Bilal membaca solawat. “Allhumma solli ala sayyina wamaulana Muhammad”. Atau, membaca “allahumma solli wasallim wazid wadum wa an im wabarik”. Sampai akhir.
04.14 – 04.16 : Khotib khutbah kedua.
04.16 – 04.29    : Khotib turun dari mimbar dan mengajak salaman kepada jamaah

 

Selesai pelaksanaan sholat gerhana.

 

Jamaah dan Imam menunggu waktu sholat subuh untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah

PENGUMUMAN PELAKSANAAN SHOLAT GERHANA BULAN

WhatsApp Image 2019-07-15 at 07.47.26

PENGUMUMAN

PELAKSANAAN SHOLAT GERHANA BULAN

 

Kuasa Allah sangatlah luar biasa, dengan segala kuasanya yang telah kita lihat seperti adanya alam semesta dan seisinya. Keadaan tersebut depat dilihat dengan adanya gerhana baik bula maupun matahari. dengan hal tersebut layaknya kita sebagai makhluk-Nya mengucap syukur atas kuasanya dengan melakukan hal-hal yang di anjurkan Rosululluah SAW.

 

 

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah Swt, tidak terjadi gerhana keduanya (matahari dan bulan) karena kematian seseorang ataupun kehidupannya. Apabila kalian melihat gerhana maka shalatlah dan berdoalah hingga gerhana tersebut selesai.” (H. Shahih Muslim)

 

 

Untuk itu marilah saudara-sadaraku seiman bersama-sama kita persiapkan untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan menegakan sunah yang telah dianjurkan dan dilakukan oleh Rosulullah Saw dengan melakukan solat gerhana bulan, yang bertepat di:

 

Hari/Tanggal         :       Rabu, 14 DzulKa