Rasanya Baru Kemarin

Rasanya Baru Kemarin
Oleh Agung Kuswantoro

Karya, KH. Masruri Abdul Muhit berupa buku yang berjudul“Rasanya Baru Kemarin: Refleksi Seperempat Abad Darul Istiqomah Bondowoso”. Buku ini mengisahkan perjuangan Kiai Masruri—sapaan KH. Masruri Abdul Muhit—di mana membangun pondok pesantren, yang bernama Darul Istiqomah. Pondoknya bagus, bersih, dan terstruktur kurikulumnya. Sepintas seperti model Gontor dalam pengelolaan dan pembelajaran pondoknya.

Yang saya kagumi dari Kiai Masruri Abdul Muhit yaitu menulis. Kiai yang suka menulis. Ia terampil menulis. Sehingga, perjuangannya “terekam” dalam sebuah buku. Biasanya orang lebih suka berbicara dibanding menulis. Banyak bicaranya, dibandingkan menyusun sebuah kalimat dalam sebuah kertas.

Warisan berupa buku bisa dinikmati oleh banyak orang, seperti buku yang saya baca ini yaitu buku karya Kiai Masruri. Sehingga, saya bisa merasakan betapa perjuangannya membuat sebuah pondok pesantren. Termasuk, tantangan di masyarakat.

Apa yang dilakukan oleh Kiai Masruri menjadikan saya untuk menata ulang dakwah yang sedang saya buat, melalui Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam dan kajian di Masjid. Termasuk, perjuangan memperjuangkan sholat lima waktu di Masjid.

Kiai Masruri saja sudah 25 tahun. Sekarang saya memasuki tahun ke-6. Nah, disitulah saya harus meneladaninya. Semoga saya bisa seperti beliau dalam berjuang menegakkan agama Allah di tengah masyarakat. Amin. []

Semarang, 2 Maret 2020

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: