Peran Supervisor Sama, Kajiannya Berbeda

Peran Supervisor Sama, Kajiannya Berbeda
Oleh Agung Kuswantoro

Supervisi diambil dari kata supervision. Super itu atas, vision itu berarti terlihat. Jadi, secara morfologis supervisi artinya, dilihat dari atas (Mustaqim, 2011: 35).

Glickman (1990) supervisi adalah fungsi dalam sekolah yang menggambarkan ketertarikan elemen-elemen yang berbeda untuk keefektifan pengarahan/pembelajaran ke dalam kegiatan seluruh sekolah.

Definisi yang disampaikan oleh Glickman mengandung unsur adanya elemen-elemen/faktor lain yang diluar supervisi. Artinya, ada “melihat” dan “dilihat”. Ada yang “menilai” dan “dinilai”.

Dengan demikian, program supervisor adalah menganalisis kemampuan guru; penelitian dan pengembangan proses pembelajaran; pembinaan guru secara prefentif dna kuratif; menghubungkan masyarakat dan menganalisis kebutuhan daerah; serta mengembangkan kurikulum lokal (Pidarta; 2009:50).

Dengan program kerja seperti itu, lalu siapakah supervisor? Supervisor/mereka adalah pengawas akademik dan pengawas manajerial (Glatthorn, 1990:85). Komponen dalam kepemimpinan supervisi meliputi staff development, observasi informal, evaluasi guru, pengembangan guru, mengarahkan diri sendiri, bekerja sama, dan intensif. Jika digambarkan seperti ini”

Gambar Components of Supervisory Leadership

Namun, jika melihat dari fase perkembangan supervisor meliputi pengawasan (1850 – 1910), supervisi saintifik (1910 – 1920), supervisi birokratik (1920 – 1930), supervisi kooperatif (1930 – 1955), supervisi sebagai perkembangan kurikulum (1955 – 1965), supervisi klinik (1965 – 1970), supervisi manajemen (1970 – 1980), dan supervisi manajemen pengajaran (1980 – sekarang).

Ternyata, supervisi itu sudah berkembang sejak lama. Hanya saja “objek” atau kajiannya berbeda-beda. Seperti saintifik, birokratik, dan pembelajaran. Namun, istilah supervisinya, tetap. Artinya, supervisornya tetap. Kajiannya yang berbeda. []

Semarang, 25 April 2020
Ditulis Di Rumah jam 06.00 – 06.30 WIB.