Sisi “Lain” Pendidikan Finlandia: Kelemahan, Yang Dipelajari Dari Sistem Pendidikan Finlandia, dan Sistem Pendidikan Finlandia

Sisi “Lain” Pendidikan Finlandia: Kelemahan, Yang Dipelajari Dari Sistem Pendidikan Finlandia, dan Sistem Pendidikan Finlandia

Oleh Agung Kuswantoro

Bicara sistem pendidikan Finlandia, menurut saya itu tidak ada sisi negatifnya. Semua komponen Pendidikan, berfungsi dengan baik sesuai dengan fungsinya. Termasuk, keterlibatan komponen utama dan pendukung. Komponen utama adalah pemerintah, sedangkan komponen pendukung adalah orang tua dan swasta.

Oleh karenanya, “saking” sempurnanya sistem pendidikan Finlandia, tak menemukan sisi negatifnya. Namun, secara teori menyatakan, bahwa setiap sistem pasti memiliki sisi positif dan sisi negatifnya.

Melalui penugasan ini, saya akan memulai dari sisi negatifnya. Sisi negatifnya yaitu (1) memberikan kesempatan kepada siswa rata-rata, bahkan dibawah rata-rata, (2) lebih memfokuskan kepada pendidikan dasar, (3) tidak ada kompetisi dalam kelas/sekolahan, dan (4) menghilangkan formalitas atau hirarkhi.

Memberikan Kesempatan Kepada Siswa Rata-Rata

Adiputri (2019: 224), bahwa sistem pendidikan Finlandia lebih mengutamakan kepada siswa yang berkemampuan rata-rata. Bahkan dibawah rata-rata. Faktor utama negara Finlandia lebih mengutamakan siswa berkemampuan rata-rata, karena pemerataan kesejahteraan. Kesempatan bagi siswa yang lebih pintar, maka tidak ada prioritas dalam mendalami kelebihan kemampuannya. Bakat kemampuannya, tidak diasah di sekolahannya, sehingga tidak ada kompetisi di kelas/sekolah tersebut.

Menekankan Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar sangat dipentingkan di sistem pendidikan Finlandia. Termasuk dalam level universitas. Pada level awal/semester awal, hanya mata kuliah dasar yang diberikan oleh professor dan dosen. Selebihnya, mata kuliah seminar yang memberikan kebebasan mahasiswa memilih topik yang diminati. Atau, membuat laporan dari buku bacaan. Bisa juga, membuat laporan dari kuliah online yang pernah dilakukannya.

Tidak ada kompetisi di kelas, karena tidak ada kompetisi dalam kelas sejak sekolah dasar, mengakibatkan siswa kurang bekerja keras/ekstra keras dalam mencapai sesuatu. Akhirnya, dalam keadaan tertekan, (biasanya) orang Finlandia mudah menyerah dan kalah. Karena, mereka/orang Finlandia kurang diajarkan sikap kerja keras/ekstrakeras dalam mencapai suatu tujuan hidup. Misal, dalam bidang olahraga. Prestasi olahraga, negara Finlandia, perlu ditingkatkan.

Tidak ada formalitas/hirarkhi dalam pembelajaran. Kepala sekolah atau guru senior dapat panggil hanya namanya saja oleh siswa. Bahkan, ada beberapa anak/siswa yang memanggil nama depannya. Hal ini menurut saya, penghormatannya sangat kurang bagi seorang siswa kepada kepala sekolah, guru senior, dan orang tua dalam memanggil nama-nama mereka.

Dari kelemahan tersebut, lalu ada beberapa rekomendasi mengenai sistem pendidikan Finlandia yaitu (1) manajemen pendidikan, (2) rutinitas, dan (3) istirahat siswa.

Manajemen Pendidikan

Melalui otonomi daerah, pendidikan ala Finlandia dapat diterapkan pemerintah daerah (provinsi, kota dan kabupaten) harus mampu membuat perencanaan yang matang, mulai dari jumlah siswa sekolah di wilayahnya, berapa sekolah yang dibutuhkan, berapa jumlah guru utama dan guru pengganti yang diperlukan. Jika perhitungan di atas bisa dikalkulasikan/dihitung, maka bisa memperkirakan jumlah sekolah negeri dan swasta yang dibutuhkan.

Dengan perhitungan yang cermat, maka kurikulum dapat disiapkan dan disusun sesuai dengan kebutuhan. Misal, daerah pantai akan mempelajari kurikulum tentang maritim/laut bagi sekolah yang dekat dengan laut. Demikian juga, daerah pertanian dan perkebunan akan mempelajari tentang pertanian dan perkebunan bagi sekolahan tersebut.

Mengenal Rutinitas

Siswa sekolah hendaknya mengenal rutinitas dengan menghargai waktu. Anak-anak yang masih kecil/siswa sekolah dasar diperkenalkan dengan jadwal yang teratur. Disiplin mulai dari waktu belajar, makan, bermain, dan berekreasi.

Mengistirahatkan Otak

Guna mendapatkan hasil belajar yang baik, siswa harus menyeimbangkan/mengistirahatkan otak dengan membiasakan berolahraga dan berinteraksi dengan teman-teman di luar belajar nonformal. Jika kegiatan belajar dan interaksi sosial (berolahraga dan bertemu teman) berjalan seimbang, maka akan diperlukan waktu istirahat yang cukup sesuai dengan kebutuhan siswa/anak seimbang. Tidak ada “melulu” les matematika, piano, musik, atau menggambar.

Dengan demikian, sekolah di Finlandia itu sangat baik. Tidak ada istilah sekolah favorit dan kelas terbaik. Karena pendidikan di Finlandia itu sudah baik.

Sisi Positif/Kelebihan Pendidikan Finlandia

Federick (2020) salah satu kelebihan sistem pendidikan Finlandia dilihat dari (1) filsafat, (2) kurikulum sekolah, (3) proses belajar.

Filsafat

Filsafat pendidikan di Finlandia adalah filsafat pragmatisme yang menyangkut hanya kehidupan duniawi saja. Pendidikan agama diberikan kepada setiap orang tua. Sekolah hanya mengajarkan etika, disiplin, dan nilai-nilai kebaikan saja.

Filsafat fragmatisme itu kurang cocok/tidak cocok jika diterapkan di Indonesia. Karena, sila ke-1 dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara Indonesia masih mengakui Tuhan sebagai dalam kehidupan bernegara.

Kurikulum Sekolah

Pemerintah Finlandia melakukan desentralisasi pendidikan dan menyelenggarakan sejumlah kebijakan utama dalam pendidikan seperti kurikulum pusat yang dapat dirubah dengan sangat fleksibel. Dewan/Kementerian Pendidikan Nasional menyusun kurikulum inti, pedoman kualifikasi, menentukan tujuan, dan indikator penilaian.

Kurikulum inti ditangani Oleh tripartite komite pelatihan (pemerintah, industri, dan pendidikan kepelatihan). Profesi guru adalah profesi tertinggi kedudukannya. Pemerintah Finlandia menetapkan standar tinggi untuk profesi guru. Guru harus bergelar Magister. Proses seleksi tenaga pengajar/guru itu, sangat ketat. Hanya, mereka yang menempati 10 teratas lulusan perguruan tinggi yang diterima sebagai guru. Mereka yang lulus, baru masuk tahap seleksi yang ketat sebelum siap dalam proses pengajaran. Karena, Finlandia beranggapan, bahwa guru adalah modal utama untuk “berproduksi” dan berprestasi.

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran terpenting di Finlandia yaitu mendiagnosis/menganalisis hambatan yang dihadapi siswa sejak awal. Biasanya, menganalisis atau mengevaluasi diakhir pembelajaran. Namun, di Finlandia, bahwa menganalisis/mengevaluasi hambatan belajar sejak awal itu, sangat diperlukan. Hal ini, agar siswa dapat belajar dengan mudah.

Guru dalam pembelajaran di satu kelas berjumlah tiga orang. Guru mengajar hanya 4 jam setiap hari. Lalu, 2 jam untuk pengembangan diri dalam seminggu. Kebanyakan waktu untuk guru digunakan untuk siswa yang berkebutuhan khusus. Jika ada siswa yang berkebutuhan khusus, maka dilakukan pembelajaran secara individu. Terpisah dari teman yang lainnya. Pendidikan di Finlandia menjamin, bahwa tidak ada siswa yang tertinggal dalam pembelajarannya.

Sekolahan memiliki guru kelas, psikolog, konselor pendidikan dan kepala sekolah. Guru kelas tidak merasa sendiri dalam mengatasi permasalahan siswanya. Ada tim sekolah yang siap untuk berdiskusi dan menyelesaikan permasalahan siswa yang bermasalah. Mereka yaitu psikolog dan konselor sekolah. Saya menyebutnya tim. Tim ini akan membahas kesulitan atau kekerasan dalam berteman. []

Semarang, 26 Desember 2020

Ditulis di Rumah jam 20.00 – 21.30 WIB.

Sumber Pustaka:

Adiputri. D. Ratih. 2019. Sistem Pendidikan Finlandia. Catatan dan pengalaman seorang Ibu. Jakarta: Keputakaan Populer Gramedia.

Federick, Ashok. 2020. Finland Education System. International Journal of Science and Society. Vol. 2. Issue 2. 2020. Page: 21-22.

Untuk lebih jelasnya, baca makalah/draf buku saya yang bertema manajemen pendidikan. Atau, kontak: 08179599354/Agung Kuswantoro

Refleksi Akhir Tahun 2020: “Ngerem”, Ada Pandemi Covid-19

Refleksi Akhir Tahun 2020: “Ngerem”, Ada Pandemi Covid-19

Oleh Agung Kuswantoro

Bingung, galau, dan apa yang harus dilakukan saat mendengar negara Indonesia mengalami pandemi Covid-19. Pemerintah mengumumkan terkait kabar pandemi ini ke publik/masyarakat. Dampaknya: sekolah melakukan pembelajaran online dan pemerintahan, pabrik/industri melakukan kerja piket di kantor/WFO dan jadwal kerja di rumah/WFH.

Mulai dari Maret 2020 hingga Desember 2020, pandemi masih berlangsung. Pandemi mengakibatkan kebingungan pada setiap orang. Dilema. Contoh kebingungannya sejauh ini yaitu: pembelajaran online, tapi tidak punya HP dan kuota. Ingin kerja di rumah, tapi komputer dan alatnya ada di kantor. Ingin bekerja di kantor, tapi ada teman yang sakit.

Kondisi ini ditambah lagi dengan penerapan protokol kesehatan di masyarakat itu lemah. Bahkan, diingatkan—terkait untuk memakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan—malah marah.

Lalu, kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit, juga menurun. Ada yang berpandangan, bahwa rumah sakit menjadikan orang tertular Covid-19. Sehingga, orang yang berpandangan seperti ini, maka saat ia sakit, ia tidak pergi ke rumah sakit. Seumpama dirujuk ke rumah sakit, ia merasa was-was. Ia gak tenang.

Dampak Covid-19 yang lebih parah lagi adalah anak. Anak-anak lebih sering memanfaatkan /menggunakan HP untuk game. Nge-game-nya lebih lama, dibandingkan dengan belajar online. Belajarnya itu 30 menit, tapi 90 menitnya untuk main game.

Sisi lain, tabiat anak itu, bermain dengan teman. Bermain itu berkumpul. Berkumpul itu berkerumun. Namun, saat pandemi berkerumun itu tidak boleh.

Itulah yang saya maksudkan pandemi Covid-19 itu, menjadikan kebingungan. Sampai-sampai Polisi dan TNI turun tangan untuk membubarkan kerumunan dan mengingatkan masyarakat agar memakai masker, rajin cuci tangan, dan melarang untuk mudik saat Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru tahun 2020.

Pemerintah itu memiliki kewenangan untuk mengatur Negara ini terhindar dan mengurangi warganya terkena Covid-19. Namun, dalam penanganan juga butuh dana/biaya yang besar.

Itulah sebagian makna bingung yang saya maksudkan. Saya memberikan usul agar iman dan imun itu penting. Iman bisa mencegah rasa was-was dan tidak tenang dalam kondisi seperti ini. Sedangkan, imun sangat penting karena berdampak pada daya tahan tubuh agar kuat. []

Semarang, 28 Desember 2020

Ditulis di Kantor UPT Kearsipan UNNES jam 09.30 – 10.10 WIB.

Agung Kuswantoro, dosen pendidikan administrasi perkantoran UNNES dan penulis buku bertema pendidikan, kearsipan, dan social. Email: agungbinmadik@gmail.com. HP/WA : 081 79 599 354.

E-Arsip Sekolah: Tinjauan Difusi Inovasi Pendidikan

E-Arsip Sekolah: Tinjauan Difusi Inovasi Pendidikan

Oleh Agung Kuswantoro

Difusi ialah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat (anggota sistem sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. E-Arsip sekolah adalah hasil inovasi yang dilakukan penulis saat ini. Karekteristik E-Arsip Sekolah yaitu manfaat relatif (menyimpan arsip sekolah digital), compability (informasi kepada pihak internal dan eksternal sekolah), triabilitas (uji coba di SMK kota semarang), observabilitas (komunikasikan ke pihak sekolah dan luar sekolah), complexity (arsip digital berupa administrasi sekolah).

Proses inovasi E-Arsip Sekolah yaitu (1) inisiasi/pengumpulan data arsip sekolah, (2) agenda/setting/bahan kajian arsip sekolah, (3) maching/penyesuaian konsep dengan data faktual di SMK kota Semarang.

Peran opinion leader sangat berpengaruh dalam sistem arsip sekolah. Karena kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan. Kepala sekolah dapat meminta tolong stafnya mengambil kebijakan. Kepala sekolah dapat meminta tolong stafnya mengenai data-data atau arsip sekolah kepada stafnya atau guru yang mampu atau biasa menangani kearsipan sekolah.

Kecepatan Adopsi E-Arsip Sekolah yaitu (1) Lebih mudah, efektif, dan efisien = sifat inovasi. (2) pilihan juntuk berubah à opsional. Yang didukung oleh kelompok di sekolah, (3) komunikasi vertikal dan horizontal à saluran komunikasi, (4) diskusi kearsipan sehingga ada aturan. Grup kearsipan sekolah, (5) Kepala sekolah sebagai usaha promosi yang didukung oleh wakil kepala sekolah, guru, operator, dan tim IT.

Budhe Is “Pulang”, Karena Dicintai Allah

Tulisan lama saya yang saya edit. Tulisan ini sudah mendapatkan izin dari keluarga untuk saya bagi/sharing. Berikut tulisannya:

Budhe Is “Pulang”, Karena Dicintai Allah
Oleh Agung Kuswantoro

Kehilangan jamaah. Kehilangan penyemangat. Kehilangan “donatur”. Kehilangan orang yang perhatian dengan pendidikan agama. Dan, kehilangan akan orang yang peduli dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.

Hilang, karena tadinya ada. Sekarang, tidak ada. Hilang, yang awalnya terlihat. Menjadi, tidak terlihat. Yang masih terlihat adalah ajaran semangat, dorongan, sosial, dan kebaikannya yang telah diajarkan ke saya.

Adalah Mba Is/Budhe Is/Ibu Istikaroh. Almarhumah telah meninggalkan kami pada tanggal 15 Desember 2020. Almarhumah telah kami yang ada di Masjid Nurul Iman, Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam, dan masyarakat Sekaran Gang Pete Selatan.

Almarhumah sangat perhatian dengan agama, pendidikan, dan sosial. Kenangan saya bersama Almarhumah semenjak tahun 2002 begitu terasa.

Saat saya dan teman-teman akan membangun Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam, Almarhumah yang datang ke rumah saya dengan membawa motor metiknya untuk berdonasi membangun Madrasah. Almarhumah-lah orang satu-satunya warga Sekaran Gang Pete Selatan yang berdonasi banyak untuk pembangunan Madrasah.

Saat, saya diamanahi menjadi panitia penyembelihan hewan kurban, Almarhumah juga sangat aktif berderma untuk berkurban. Almarhumah datang ke rumah saya (lagi), untuk berniat berkurban dari warga Gang Pete Selatan Sekaran.

Selain itu, saya dengan Almarhumah sering berdiskusi mengenai perkembangan kemajuan Masjid Nurul Iman Sekaran. Termasuk, masalah pendidikan agama bagi anak-anak di lingkungan Gang pete Selatan.

Almarhumah adalah ustadah yang aktif memimpin Tahlil dan Asmaul Husna tiap malam Selasa/malam Jumat di Masjid Nurul Iman.

Sesekali, saya dan Almarhumah bekerjasama dalam mendesain/merencanakan kemajuan Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam dan Masjid Nurul Iman Sekaran.

Pernah, saya menawarkan Almarhumah menjadi pengajar/ustadah di Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam. Saya sendiri sampai datang ke rumahnya. Namun, karena sesuatu hal, keinginan saya untuk menjadikan Almarhumah belum terwujud. Tak apalah, memang dalam membuat keputusan, dibutuhkan pemikiran panjang.

Dua bulan yang lalu, saya komunikasi dengan Almarhumah mengenai kondisi masjid yang kekurangan atau “miskin” muadzin sholat Jumat. Muadzin sholat Jumat berdasarkan lima pasaran. Ada lima pasaran, namun muadzinnya hanya ada dua orang. Singkat cerita, Almarhumah mengkomunikasikan dengan suaminya (Bapak Marsono) untuk menjadi muadzin. Berkat dorongan istrinya (Almarhumah), Bapak Marsono hingga sekarang menjadi muadzin Masjid Nurul Iman Sekaran.

Kejadian inilah, saya menyebut Almarhumah seorang motivator bagi suami, keluarga, dan masyarakatnya. Motivator menuju kebaikan. Tidak hanya memotivasi kepada dirinya sendiri, tetapi orang lain juga.

Sikap dan perbuatan Almarhumah itu sangat sosial dan perhatian dengan pendidikan agama Islam. Agak susah memang, saya mencari partner untuk berkomunikasi dan berjuang mengenai pendidikan agama dan permasalahan sosial keagamaan di lingkungan Gang Pete Selatan Sekaran.

Sekarang, Almarhumah sudah “berpulang” ke rumah Allah. Allah sangat mencintai Almarhumah. Allah menghendaki Almarhumah beristirahat di Surga dulu.

Saya bertemu suaminya, saat bertakziah (16 Desember 2020) menyampaikan hasil pembicaraan saya dengan Almarhumah saat masih hidup. Harapannya Bapak Marsono adalah penerus Almarhumah yang semangat dalam “menebar” kebaikan, sosial, “aktif” berderma, dan peduli pendidikan agama di lingkungan masyarakat Gang Pete Selatan.

Bapak Marsono tetaplah menjadi muadzin Masjid Nurul Iman Semarang. Bapak Marsono agar selalu melaksanakan tugasnya. Tujuannya, agar Almarhumah selalu mendapatkan amal baik yang pernah ia lakukan kepada Bapak Marsono. Kirimlah surat al-Fatihah untuk Almarhumah sebelum adzan Jumat, karena dalam amalan adzan Jumat, ada semangat Almarhumah dalam hati Bapak.

Demikian juga saya, agar selalu menjaga semangat berjuang di Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam dan menyelesaikan permasalahan Masjid Nurul Iman Sekaran.

Terima kasih Budhe Is atas bantuan, dukungan, motivasi, dan amal baik yang diberikan kepada Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam, Masjid Nurul Iman Sekaran, dan masyarakat Sekaran. Amal baik Almarhumah, Insya Allah diterima Allah. Mari kita teladani sosok Budhe Is. Syukur menjadi penerus Budhe Is. Alfatihah untuk Budhe is.[]

Semarang, 15 Desember 2020
Ditulis Di Rumah, jam 05.00 – 05.30 WIB.

Banyak Kebaikan Yang Saya Ingat Dari Doni

Banyak Kebaikan Yang Saya Ingat Dari Doni

Oleh Agung Kuswantoro

Sepertiga malam bangun untuk solat sunah dan berdoa. Bukannya, tidak percaya dengan sebuah kematian. Namun, dibalik kematian tersimpan akan amal baik seseorang. Adalah Doni sahabat saya yang selalu memberikan informasi mengenai pendidikan administrasi perkantoran atau cerita kehidupan.

Saya sering sekali berdiskusi dengannya. Saking seringnya, antara saya, keluarga saya, Doni, dan keluarga Doni itu sudah saling mengenal. Doni dan Ina (Istri doni) sudah mengetahui karakter saya. Dan, saya pun sudah mengetahui karakter mereka. Diantara keluarga saya dan keluarga Doni sudah biasa untuk saling bersilaturahmi.

Yang saya ingat betul adalah Doni hadir dalam akad nikah saya. Doni hadir bersama Eko Endarwanto naik motor dari Kudus ke Rembang. Setelah akad nikah, Doni dan Eko menghampiri saya, bercerita istrimu, rumahnya jauh sekali. Aku mencari alamatnya saja, sampai mulai dari desa ujung hingga ketemulah alamat Masjid yang digunakan untuk akad nikah.

Entah berapa kali saya bertemu dengannya. Namun, kenangan saat bertemu itu pasti baik. Tidak ada kesan negatif, sama sekali. Dan, enjoy saja saat bertemu dan berkomunikasi. Jarang orang itu mendengarkan cerita dan menerima informasi yang saya terima. Namun, jika cerita dan informasi itu disampaikan ke Doni itu nyambung. Gatuk.

Tanpa banyak komentar, banyak bertindak adalah salah satu karakter Doni. “Kapan akad nikah” itu kalimat yang ditanyakan melalui pesan SMS. Saya jawab, ia datang pada waktu yang ditentukan. Saya pun tak menyangka datang. Karena, dia sendiri berkata kepada saya: “Jauh sekali, rumah istrimu, Namun saya paham daerah sini. Karena, pernah bekerja di area sini.”

Cerita dan diskusi itu, sudah tak terdengar lagi dengannya. Allah sayang dengan Doni, saya yakin itu. Allah menghendaki Doni lebih cepat pulang disisi-Nya. Insya Allah, bekal amal kebaikanmu sudah banyak. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu. Ini adalah hari terbaik bagi umat Islam, semoga kau lebih tenang di Surga. Hilang rasa sakitmu, itu. Amin. []

Semarang, 18 Desember 2020

Ditulis di Rumah jam 03.00-03.10 WIB.    

Ingat Doni, Ingat E Arsip Pembelajaran

Ingat Doni, Ingat E Arsip Pembelajaran

Oleh Agung Kuswantoro

Begitu cepat informasi yang saya terima, bahwa Romadhoni Hidayat—atau dipanggil Doni—telah pulang di sisi Allah. Kabar tersebut, menjadikan saya seakan-akan tidak percaya dengan apa yang terjadi malam ini. Karena, komunikasi saya dengan Doni dan istrinya beberapa hari yang lalu, menjadi komunikasi yang terakhir mengenai keberadaan Doni.

Banyak kenangan saya dengannya. Untuk tulisan kali ini, saya ingin bercerita mengenai aplikasi yang saya buat pada tahun 2014-2015 yang bernama e-arsip pembelajaran. E-arsip pembelajaran adalah satu adalah hasil pemikiran saya dan dia. Konsep dari saya. “Pemasarannya” berasal dari dia. Dia banyak terkait cara menjualkan e-arsip pembelajaran. Termasuk, jika “produk” tersebut dicetak dalam sebuah buku.

Kudus-lah yang pertama kali mengadakan pelatihan e arsip pembelajaran. Salah satunya, berkat tangan lincahnya sekretaris kegiatan tersebut. Ia adalah Doni. Teman dan sahabat saya yang pernah terlibat dalam konsep e-arsip pembelajaran.

Sekarang “produk” tersebut masih digunakan oleh SMK jurusan Administrasi Perkantoran. Semoga dengan digunakan “produk” tersebut menjadikan amal baik dia. Saya sering berdiskusi dengannya terkait perkembangan Administrasi Perkantoran.

Banyak even/kegiatan saya yang saya lakukan dengannya. Saya cocok saja dengan “gaya” dia. Saya tahu persis wataknya, karena sejak kuliah saya sudah mengenalnya. Antara saya dan dia sudah saling berkunjung ke rumah di Rembang, Kudus, dan Semarang.

Sekarang cerita itu hanya berupa kenangan yang tak pernah lekang oleh waktu. Masih ada generasi Doni yang lainnya. Ambillah watak bijak terbaik dari Doni. Tirulah, dia. Karena, dia orang yang ulet, rajin, ringan tangan, dan suka menolong sahabatnya.

Selamat jalan, Doni. Selamat “pulang” di tempat peristirahatan yang paling tenang. Doa kami selalu menyertaimu. Al-Fatihah. []

Semarang, 17 Desember 2020

Ditulis di Rumah, jam 21.00 – 21.10 WIB.

Doa Saat Pembukaan Rapim UNNES di Yogyakarta

Doa Saat Pembukaan Rapim UNNES di Yogyakarta

Oleh Agung Kuswantoro

Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sore ini, Kami bersyukur atas nikmat-Mu, seraya berdoa agar lancar dalam kegaitan ini. Kami berkumpul tidak memikirkan diri sendiri, tetapi memikirkan lembaga. Ya Allah, sore ini Kami berkumpul agar lembaga kami menjadi lebih bereputasi Nasional dan Internasional.

Kami ini, makhluk yang lemah. Oleh karenanya, kami memohon kekuatan agar kami lebih kuat dari sekarang. Kuat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang Kami alami.

Ya Allah, kami ini adalah makhluk yang bingung. Oleh karenanya, kami mohon petunjuk agar kami menjadi makhluk yang percaya diri dalam menyampaikan kebaikan.

Ya Allah, Kami ini adalah makhluk yang bodoh dalam memaknai ilmu-Mu. Oleh karenanya, kami mohon petunjuk dan pemahaman atas ilmu-ilmu-Mu.

Ya Allah, kuatkan guru Kami. Kuatkan pemimpin kami. Kuatkan Rektor, Dekan, Kepala, Ketua, dan pemimpin kami dalam menjalankan tugas di UNNES ini. Berilah mereka kesehatan, kepandaian, kecerdasan, kesantunan, dan rendah diri dalam mendidik  mahasiswa, melayani sesama (melayani masyarakat dan mahasiswa). Karena semata-mata, apa yang kami lakukan adalah beribadah kepada-Mu, ya Allah.

Ya Allah, peluklah hati kami yang penuh kegelisahan. Kuatkan hati Kami yang  mudah bolak-balik dalam memaknai sesuatu. Ya Allah, terimalah doa kami.

Yogyakarta, 11 Desember 2020

Jam 16.00 WIB.

Pengelolaan Masjid Nurul Iman Sekaran Tahun 2020-2025

Pengelolaan Masjid Nurul Iman Sekaran Tahun 2020-2025
Oleh Agung Kuswantoro

Mendapatkan amanah sebagai ketua harian Takmir Masjid Nurul Iman Sekaran bagi saya adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Lima tahun masjid telah berdiri (2015-2020). Berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi di Masjid Nurul Iman, saya akan mengajak para pengurus dan perwakilan jamaah untuk membuat visi, misi, tujuan, dan program kerja selama lima tahun ke depan (2025). Adapun fokus utama saya selama lima tahun ke depan adalah “pengelolaan masjid”.

Mengapa saya fokus ke pengelolaan? Karena tujuan pendirian masjid Nurul Iman dibangun sudah tercapai yaitu memecah/membagi jamaah sholat Jum’at di Masjid At-Takwa Gang Pete Selatan yang membludak. Sehingga, perlu ada tempat/masjid yang ada di sekitar gang Pete Selatan, selain Masjid At-Takwa. Mengingat, jamahnya sangat banyak saat sholat Jum’at.

Selama dua tahun proses pembangunan masjid bisa terlaksana (2013-2015). Tiga tahun berikutnya, penggunaan masjid sebagai tempat beribadah. Sekarang, fokus kepada pengelolaannya.

Fakta dari sisi teknis masjid dilihat dari kebersihan masjid, yaitu (1) Ada laron mati, siapa yang menyapu? (2) Ada kotoran kucing di samping tempat wudhu, siapa yang membersihkan? (3) Ada (maaf) pipis kucing di mimbar khotib, siapa yang membersihkan? (4) Ada kotoran cicak di tempat sujud, siapa yang membersihkan? (5) Lantai kotor saat sholat wajib, siapa yang membersihkan? (6) Hijab/batas jamaah laki-laki dengan wanita, siapa yang membuat? (7) halaman masjid kotor, siapa yang menyapu? Dan permasalahan kebersihan lainnya.

Fakta dari sisi pemeliharaan masjid yaitu (1) Ada lampu mati, siapa yang menganti? (2) Ada mikrofon rusak, siapa yang memperbaiki? (3) Ada spanduk dan besi pemasangan spanduk jatuh ke tanah, siapa yang mengambil? (4) Ada air wudhu habis, siapa yang mengaliri air ke tandon? Dan, permasalahan teknis lainnya.

Fakta dari sisi ibadah masjid yaitu (1) sholat lima waktu (wajib), apakah sudah terlaksana? (2) Apakah ada imam saat sholat lima waktu? (3) Apakah ada muadzin saat sholat lima waktu tiba? (4) Bagaimana ketertiban dan kedisiplinan muadzin, imam, dan khotib sholat Jum’at? (5) Bagaimana kesesuaian rukun khutbah Jum’at saat khotib bertugas? (6) Siapakah yang mengingatkan imam, khotib, dan makmum jika ada permasalahan atau kesalahan?

Dari ini semua, maka saya menekankan pada program pengelolaan masjid. Pengelolaan mulai dari sumber dayanya. Secara keuangan, Alhamdulillah rekening Bank atas nama Masjid Nurul Iman telah selesai. Artinya, ada dana untuk kebersihan dan pemeliharaan. Karena, dalam pengelolaan dibutuhkan dana. Dibutuhkan, anggaran.

Namun, sebelum saya masuk ke program saya. Izinkan saya, ingin bertanya kepada penasihat dan pengurus masjid Nurul Iman yang lain. Sebagai bekal dalam penyusunan visi, misi, dan program kerja.

Adapun pertanyaan saya adalah “Apakah visi dan misi tujuan masjid Nurul Iman Sekaran didirikan? Karena, visi – misi adalah landasan dalam membuat suatu program dan orang yang terlibat didalamnya. Bisa jadi, ada program dan visi bagus, tapi tidak didukung oleh penasihat, pengurus atau jamaah.

Ada beberapa model masjid di lingkungan kita, yaitu (1) masjid pribadi, (2) masjid lembaga/kantor/organisasi/sekolah/kampus, (3) masjid perjalanan/transit/rest area.

Masjid pribadi, yang masuk kepengurusan kebanyakan dari keluarga. Masjid kantor/lembaga/organisasi/sekolah yang masuk kepengurusan lebih banyak dibanding masjid keluarga. Minimal dari organisasi/lembaga tersebut. Terakhir, masjid dalam perjalanan, biasanya tanpa ada struktur organisasi masjid.

Fungsi dan orang yang masuk di model masjid juga berbeda. Jika masjid organisasi (NU/Muhammadiyah) jelas jamaahnya berasal dari organisasi tersebut. Masjid organisasi itu bersifat terbuka. Masjid organisasi itu, ada penyelenggaraan sholat dan ibadah lainnya dengan jadwal yang jelas.

Namun, jika masjid dalam perjalanan, tidak ada penyelenggaraan ibadah yang tertata rapi. Orang yang sholat di masjid rest area, tidak harus menunggu muadzin dan imam tiba ke masjid. Karena, memang tidak ada imam dan muadzin di masjid tersebut.

Dampak ini pula, berimbas pada jamaah. Jika masjid sekolahan/kampus, saat Covid-19, jelas tidak ada penyelenggaraan sholat wajib dan sholat Jumat. Mengapa? Karena mahasiswa pada pulang kampung. Demikian juga, masjid dalam perjalanan/rest area itu, tidak ada imam dan makmum tetap. Karena, orang yang hadir adalah orang yang dalam perjalanan.

Nah, sekarang masjid Nurul Iman berada di dalam posisi model seperti apa? Jika pertanyaan ini sudah terjawab, maka visi, misi, dan program akan mudah dibuat.

Jika saya sebagai jamaah masjid, maka izinkan saya usul untuk membuat milestone/arah masjid Nurul Iman Sekaran sebagai berikut:

Maaf gambar tidak terlihat.

Dari bagan tersebut, terlihat kalau arah masjid Nurul Iman Sekaran 2015-2020 adalah pendirian dan penggunaan awal masjid, 2020-2025 adalah penataan/pengelolaan masjid, 2025-2030 adalah penguatan SDM/Sumber Daya Masjid, dan 2030-2035 adalah pembangunan/renovasi fisik masjid.

Mari, berdiskusi dalam penentuan visi, misi, dan program masjid Nurul Iman selama 5 tahun ke depan (2020 – 2025), agar fokus dalam menata masjid. Bisa jadi, pemikiran saya ke depan selama lima tahun (2020-2025) itu tidak tepat, yaitu pengelolaan masjid. Mohon arahan, saran, dan nasihatnya dari pengurus dan jamaah masjid Nurul Iman Sekaran. Semoga Allah melindungi langkah baik kita. Amin. []

Semarang, 9 Desember 2020 (Pilkada Semarang)
Ditulis Di rumah jam 20.15 – 21.00 WIB.

Difusi Inovasi

Difusi Inovasi
Oleh Agung Kuswantoro

Proses sesuatu yang baru itu, bisa jadi diterima dan ditolak. Pilihannya hanya ada dua, itu aja. Diterima dan ditolak. Diterima, karena telah membantu dan memudahkan bagi suatu lembaga/individu. Ditolak, karena telah menyusahkan dan merepotkan bagi lembaga/individu.

Nah, tinggal, Anda ada dalam kelompok mana? Semoga tidak dalam kelompok menolak. Sangat mungkin, ada dalam lembaga yang menolak sesuatu yang baru. Error dalam suatu lembaga/kelompok itu, pasti ada. Tidak semua orang hidup di dunia itu saleh/solehah/baik semua. Pasti, ada yang tidak baik diantara makhluk/ciptaan hamba Tuhan. Oleh karenanya, sebagai hamba Tuhan yang baik, kita seharusnya menerima sesuatu yang baru/inovasi.

Ada inovasi, ada difusi. Difusi adalah pembauran. Inovasi adalah pemasukan/pengenalan sifatnya baru. Difusi inovasi itu pembauran dari sesuatu yang baru. Difusi inovasi itu tidaklah mudah. Contoh mudah difusi inovasi adalah teknologi. Adanya HP itu inovasi dari telepon. Telepon memiliki kabel-kabel. Sedangkan, HP itu tanpa kabel. HP lebih fleksibel. Tapi, telepon itu terlalu besar, ukurannya. Dan, tidak bisa dibawa kemana-mana.

Kemunculan awal HP, jelas dibandrol dengan harga mahal. HP menjadi ancaman bagi perusahaan jaringan telepon. Ada orang yang suka dengan telepon dengan alasan murah dan suara jelas. Karena HP itu mahal, pulsanya dan nomornya panjang.

Singkat cerita, difusi inovasi sebuah HP berhasil diterima oleh masyarakat. Olek karenanya, agar inovasi bisa diterima harus membutuhkan strategi. Strategi dimulai dari komunikasi, teknik/taktik/strategi, inovasi, inovasi materi/kurikulum, inovasi dalam belajarnya, dampak inovasi individual, mengkategori karakteristik adopter, strategi difusi dalam organisasi, konsekuensi inovasi, analisis kegagalan dan keberhasilan dalam inovasi, dan faktor-faktor lainnya.

Jika Anda seorang pemimpin, maka harus belajar ini. Karena, Andalah yang mengantarkan sebuah inovasi di organisasi yang Anda pimpin. Dengan demikian, sebuah inovasi dalam suatu organisasi itu, sebuah keniscayaan untuk tidak ditolak. Namun, harus diterima, jika ingin organisasi Anda ingin tetap hidup dan eksis. Oleh karenanya, organisasi itu, harus ada sebuah inovasi.

Inovasi inilah yang dinanti oleh masyarakat dan pimpinan Anda. Karena dengan berinovasi, lembaga/organisasi akan tetap hidup. Anda adalah pelopor inovasi. Karena Andalah seorang pemimpin. Minimal, pemimpin diri sendiri. Jadi, berinovasilah dengan pekerjaan Anda. Dan, berdifusilah hasil “kebaruan” dari kerja Anda di lembaga Anda.

Jika ada yang menolak atas temuan “kebaruan” Anda itu, adalah suatu kewajaran. Dan, jika ada yang menerima atas temuan “kebaruan” Anda itu, adalah suatu dukungan buat Anda untuk memajukan lembaga Anda.

Jika bukan Anda, yang berinovasi dan berdifusi, lalu siapa lagi? Maukah lembaga/diri Anda “lenyap” karena tidak berinovasi? Ingat, Dinosaurus itu bisa punah, meskipun berbadan besar dan kuat. Ada satu faktor, mengapa Dinosaurus bisa punah dari bumi ini, karena Dinosaurus tidak bisa bertahan menerima suatu perubahan yang terjadi di bumi. Apakah Anda mau seperti Dinosaurus? Semoga tidak!

Pemalang, 7 Desember 2020
Ditulis di Pemalang, jam 02.00 – 02.20 WIB.

Perbandingan Sistem Pendidikan Ala Dr. Ir. Made Sudana, M.Ps, IFM

Perbandingan Manajemen Sistem Pendidikan Ala Dr. Ir. Made Sudana, M.PS, IFM
Oleh Agung Kuswantoro

Beberapa pertemuan saya dan teman-teman belajar tentang perbandingan manajemen sistem pendidikan dengan Dr. Ir. Made Sudana, M.Pd, IPM. Ada beberapa catatan, yaitu:

Menengok Tujuan Pendidikan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, menyebutkan bahwa manusia Indonesia itu beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Dari tujuan ini, sebenarnya ada 4 intisari tujuan pendidikan Indonesia yaitu sikap spiritual (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa), sikap sosial (berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab), pengetahuan (berilmu) dan keterampilan (cakap dan kreatif).

Untuk mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri dari pendanaan dan pengelolaan, pendidik, isi, proses, sarana dan prasarana, penilaian, pendidikan, dan kompetensi lulusan.

Menata Masalah Manajemen Pendidikan
Hakekat masalah adalah ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terwujud dalam pendidikan. Inputnya yaitu harapan dan pendidikan yang berkualitas. Prosesnya yaitu manajemen yang kesenjangan. Dan, outputnya yaitu kenyataan yang mengecewakan.

Ada 4 masalah pendidikan di Indonesia secara garis besarnya yaitu partisipasi, efisiensi, efektifitas, dan relevansi. Relevansi muncul, karena adanya kesenjangan antara kebutuhan lembaga dan pengguna lulusan dengan hasil-hasil pendidikan. Efisiensi muncul, karena adanya kesenjangan antara masukan pendidikan dengan hasil-hasil pendidikan. Efektifitas pendidikan muncul, karena adanya kesenjangan tujuan pendidikan dengan hasil-hasil pendidikan. Sedangkan, kesempatan pendidikan muncul, karena adanya kesenjangan antara masukan pendidikan dengan lingkungan pendidikan.

Perbedaan manajemen satuan pendidikan jenjang pendidikan terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Manajemen sekolah umum menghasilkan lulusan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Manajemen sekolah kejuruan menghasilkan lulusan untuk Bekerja, Melanjutkan Wirausaha (BMW). Manajemen perguruan tinggi, untuk menghasilkan lulusan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kompetensi profesional. Yang dikelola dalam pendidikan dasar adalah SDM, sarana dan prasarana, dan keuangan untuk menghasilkan lulusan berkualitas.

Pendidikan Indonesia
Kelebihan pendidikan Indonesia yaitu (1) SDA/sumber daya alam yang melimpah, (2) SDM melimpah/pendidik terbesar ke-4 dunia (Cina, Amerika, India, dan Indonesia), (3) pemandangan alam yang menakjubkan, peninggalam sejarah dan budaya yang sangat bernilai (Bali, Yogyakarta, dan candi, keraton).

Kekurangan pendidikan Indonesia dilihat dari faktor penentunya yaitu (1) faktor pendidikan, (2) faktor peserta didik, (3) faktor sarpras, (4) faktor tujuan pendidik, (5) faktor lingkungan, dan (6) faktor kurikulum.

Dari masing-masing faktor tersebut terdapat beberapa indikator. Pada pendidik/guru terdapat masalah jumlah guru yang memadai, kurang pengetahuan, dan keterampilan guru, rendahnya penguasaan strategi dan metode pengajaran, minimnya bacaan dan sumber pengetahuan guru.

Masalah peserta didik diantaranya: kurangnya motivasi belajar, minimnya faktor keluarga, dan lingkungan yang mendukung peserta didik untuk belajar dan kurangnya konsistensi proses pembelajaran.

Masalah pada kurikulum yaitu kurikulum terlalu kompleks, kurangnya sumber/dasar pengembangan kurikulum, dan terlalu cepat berganti kurikulum dan berganti nama.

Masalah pada sarana dan prasarana yaitu ketimpangan kemajuan antara desa dan kota, dan belum semua sekolah di Indonesia memiliki sarana prasarana yang memadai.

Masalah pada lingkungan (orang tua/ortu) yaitu ketidakpedulian orang tua/siswa akan pentingnya pendidikan (partisipasi). Misalnya, anak usia belajar ngamen di jalan dan anak dilarang bersekolah hanya alasan sekolah itu mahal.

Pendidikan di India
Sistem pendidikan di India menganut pola 10 + 2 + 3/4/5. 10 pola Basic Education terdiri dari pendidikan dasar 5 tahun, sekolah dasar menengah 3 tahun, dan sekolah menengah atas 2 tahun. Sedangkan Pre-University School 2 tahun dan College (3/4/5 tahun)

Pendidikan Dasar di India dilaksanakan selama 5 tahun, biaya gratis, sarana prasarana kurang layak, buruh berupa anak dilarang, dan partisipasi masyarakat tinggi.

Fakta lulusan Pendidikan Tinggi di India yaitu fenomena Brain, 20 % karyawan Microsoft adalah lulusan PT di India, tidak sedikit ahli sains dan teknologi dari India menjadi pengajar di universitas top Amerika Serikat, dan profesional teknik dari India diperhitungkan di tingkat dunia.

Demikian informasi yang saya sampaikan dalam perkuliahan “Perbandingan Sistem Pendidikan”. Semoga bermanfaat. Amin. []

Semarang, 7 Desember 2020
Ditulis di Rumah, jam 04.30 – 05.05 WIB.