Menyelamatkan Remaja dari Pergaulan Bebas (Pendekatan Islami)

Menyelamatkan Remaja dari Pergaulan Bebas (Pendekatan Islami)

Oleh Agung Kuswantoro

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui (Qs. an-Nur:32)”.

Bicara remaja, tak lepas dari pergaulan. “Gejolak” kawula muda, sangat tinggi dibanding fase kehidupan seseorang. Bisa jadi, “puber” pertama yang dialami oleh remaja itu godaannya lebih besar daripada “puber-puber” yang lain.

Lalu bagaimana cara menyelamatkan remaja dari pergaulan bebas? Jawaban yang paling utama adalah kuatkan iman. Iman itu tak terlihat oleh mata, namun terasa ada di hati. Mata melihat, hati bertindak. Mata lelaki melihat “perempuan”, hati berdzikir. Itulah iman.

Jika tidak ada iman, maka mata melihat, tapi hati mati. Mata lelaki melihat perempuan, tapi hati tidak berfungsi. Artinya, mata melihat dan mulut berkata dari orang tersebut,“kurang baik”.

Puasa

Mengapa mata melihat dan mulut berkata tidak baik? Karena, hati tidak bekerja. Jika iman masih kuat, maka puasalah, sebagaimana hadist Nabi: “Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa dapat menekan syahwatnya (HR. Bukhori).

Mengapa berpuasa bisa menahan dalam pergaulan “bebas” anak muda? Karena secara kedokteran, bahwa berpuasa  itu lemas. Jika lemas, maka beristirahat. Pemuda tersebut tidak “bermain” yang tidak baik. Intinya, beristirahat.

Dalam psikologi, jika seseorang lemas, ia akan berdoa atau (baca: meminta) kepada “sesuatu” yang mampu. Siapakah yang mampu? Allah!

“Anak muda” yang dalam posisi berpuasa itu lebih dekat dengan Allah, karena pemuda itu “meminta” kekuatan Allah agar “hebat” dalam menjalankan ibadah puasa dan menjauhi segala godaan selama ibadah puasa. Termasuk, godaan pasangan hidup/lawan sesama jenis.

Nikah

Nikah adalah “penyelamat” bagi pemuda yang sudah tidak “tahan” dengan “ambang batas” godaan lawan jenis. Menikah adalah cara Allah untuk menaikkan status, menguatkan kedudukan istri/suami, menjadi pemuda baik, meneguhkan kekuatan niat, berkomunikasi intim dengan orang tua, mampu memasrahkan segala sesuatu kepada Allah, saat akad calon suami/istri mampu merencanakan tempat “mulia” untuk akad nikah, calon suami memaknai tiap ucapan akad, calon suami agar menemui calon istri di tempat lain usal akad, lalu berterima kasih kepada Allah atas segala izin yang terjadi hingga saat ini. (Kuswantoro: 2013)

Demikian materi yang saya sampaikan agar menjadi pembelajaran untuk diri saya, keluarga, mahasiswa, dan masyarakat. Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dimata Allah. Amin. []

Surakarta, 7 November 2021

Ditulis di Penginapan Syariah jam 05.00 – 05.30 WIB. Disampaikan dalam kajian FMIPA, jam 15.30- 17.15 WIB.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: