Kangen Tayangan “Hikmah Fajar”

Kangen Tayangan “Hikmah Fajar”
Oleh: Agung Kuswantoro

Sebuah tayangan religi di RCTI pada tahun 1990-an. Waktu itu, saya sedang SD hingga SMP. Acara tersebut tayang jam 05.30 – 06.00 (kalau tidak salah). Saya, selalu menyimaknya. Dari tayangan itulah, saya mengenal sosok Nurcholish Madjid (almarhum). Moh. Quraish Shihab, Arif Rahman, Zarkasi Nur, Mawardi Labay (almarhum), dan kiai kondang lainnya.

Pastinya, mereka memiliki keilmuan yang bagus. Saya, waktu itu hanya bisa mendengarkan, tetapi tidak paham akan pemaparan dari “kiai” hebat itu. Saya mengikuti dan menyimak saja. Dalam hati, mengatakan “pandai sekali”, mereka.

Gaya masing-masing mereka sangat khas. Nurcholish Madjid (Cak Nur) bicaranya pelan. Mawardi Labay khas dengan pantunnya. Moh. Quraish Shihab, kajian tafsirnya. Arif Rahman sebagai pembawa acara khusus pembicara Moh. Quraish Shihab. Dan, Zarkasi Nur, kiai yang tegas terhadap setiap pertanyaan dari Jamaah.

Saya beruntung dan terima kasih dengan tayangan ini. Saya menjadi “bermimpi” agar seperti mereka. Minimal, sikap dan belajar agamanya. Sekarang saya tahu, ternyata mereka sosok hebat di negeri ini.

Saya merasa terpanggil untuk meneruskan perjuangan mereka. Karena, mereka sudah meninggal (wafat) dan sepuh/tua. Termasuk guru-guru saya di pondok pesantren Salafiah Kauman Pemalang, seperti Kiai Sya’ban, Sa’roni, Abdullah Sidiq, Hasan, dan ustad di pondok kota “Ikhlas” tersebut.

Siapa lagi, jika bukan alumninya? Siapa lagi, jika umat Islam? Lalu, siapa yang meneruskan perjuangan mereka? Waallahu’alam.

Semarang, 13 November 2018

%d blogger menyukai ini: