Membangun Karakter Mahasiswa

Oleh : Agung Kuswantoro

Mahasiswa merupakan agent of change, artinya agen suatu perubahan menuju arah yang lebih baik.  Perubahan sendiri merupakan hal yang mutlak dan pasti akan terjadi. Bagi orang yang ingin maju, maka perubahan menjadi faktor utama. Anak kecil belum bisa membaca, dengan usahanya belajar mengeja persuku kata, perkata, dan perkalimat maka dia akhirnya menjadi anak kecil yang dapat membaca. Itulah change secara sederhana dalam memahaminya.

Change membutuhkan suatu proses dalam munuju hasil. Changes merupakan suatu perintah Tuhan, dijelaskan bahwa kaum harus mau berubah jika mereka menginginkan suatu keadaan yang lebih baik. Dalam bahasa sehari dikenal dengan sekarang harus lebih baik dari hari kemarin.

Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan dikarenakan mahasiswa merupakan kaum yang terdidik. Dengan ke”Maha”an yang melekat pada kata Mahasiswa, artinya dari suatu hal yang besar dalam diri siswa. Bukan sekedar siswa saja yang berperilaku sangat emosional, berpikir praktis, dan belum tereksplornya potensi, maka ketika mahasiswa sifat tersebut berubah menjadi santun, cerdas, kritis, kreatif, inovatif, menerika kritikan, terbuka, dan tanggap terhadap permasalahan di lingkungan.

Melihat pemberitaan di media yang kurang santunnya perilaku mahasiswa ketika berdemonstrasi yang berakhir ricuh, adanya perkelahian antar mahasiswa dalam satu Universitas, mahasiswa tidak sepakat dengan kebijakan lembaga yang berujung pada perusakan fasilitas belajar, tingginya jumlah pengangguran yang berasal dari kalangan mahasiswa, tidak kreatifnya mahasiswa dalam mencari kerja, minimnya mahasiswa dalam menciptkan lapangan kerja sendiri setelah lulus dan lainnya menjadikan nilai-nilai dalam diri mahasiswa menjadi luntur. Sehingga dibutuhkan suatu character building dalam mahasiswa.

Daoed Joesoef (1978) mengatakan bahwa tanggung jawab esensial mahasiswa adalah membangkitkan kekuatan penataran individu (the individual, power of the reason) sebagai dasar yang paling menentukan dari kemampuan berpikir dan sistesis. Dengan demikian, bahwa mahasiswa pada hakekatnya adalah manusia rapat umum (man of public meeting), akan tetapi manusia penganalisis (man of analysis). Sebagai penganalisis mahasiswa bukan semata-mata pemburu ijazah, tetapi seharusnya merupakan penghasil gagasan (idea) yang disajikan dalam bentuk pemikiran yang teratur, yang banyak sedikitnya sesuai dengan hakekat ilmu.

Beberapa upaya dalam character building mahasiswa. Pertama, menentukan tujuan yang jelas. Bagi mahasiswa baru, kampus merupakan dunia baru. Dikatakan baru karena kondisi sangat berbeda jika dibandingkan dengan sewaktu SMA. Oleh karena itu, mahasiswa perlu beradaptasi pada dunia kampus. Di samping mahasiswa dihadapkan pada bidang studi tertentu yang menjadi pilihannya yang relatif khusus, mahasiswa juga dihadapkan pada kondisi yang berbeda. Mahasiswa dianggap telah dewasa untuk mengelola dirinya dalam menghadapi berbagai aktivitas kehidupan kampus. Sehingga mahasiswa harus mengetahui tujuan yang jelas selama kuliah.

Kedua, studi suatu alat, bukan tujuan. Pada dasarnya studi atau belajar merupakan suatu alat untuk mencapai sesuatu, bukan sebagai tujuan. Karena studi dipandang sebagai alat, maka harus dipersiapkan dengan matang agar alat tersebut kelak dapat digunakan dengan baik. Jika demikian, maka mahasiswa dalam melakukan aktivitasnya selalu berorientasi pada kualitas.

Ketiga, mencari kail, bukan ikan. Mahasiswa hendaknya selalu mengantisipasi berbagai perkembangan kebutuhan yang ada, karena salah satu tuntutan masyarakat adalah agar sumber daya manusia mampu memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, dalam menimba ilmu di kampus hendaknya dapat mendapatkan “kail” bukan hanya “ikan”. Artinya mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan materi daripada sekedar manerima materi. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah dengan melakukan pendalaman materi atau memperoleh materi yang mendalam daripada materi yang banyak tetapi tidak terkuasai.

Dengan upaya tersebut diharapkan karakter mahasiswa terwujud. Mahasiswa adalah harapan bangsa. Masa depan bangsa ditentukan oleh mahasiswa. Sebagai generasi penerus bangsa, maka posisi mahasiswa harus dipersiapkan sebagai intelektual dan pemimpin di masa depan (leader of the future) yang mandiri, kreatif dan berintegritas.

Penulis             : Agung Kuswantoro

Pendamping Hima Pendidikan Ekonomi FE Unnes

2 Komentar (+add yours?)

  1. faizul
    Feb 12, 2012 @ 14:39:21

    menarik. .

    saya tidak kuliah. tapi dari sini saya tau dunia kuliah.

    salam kenal.

    Balas

Tinggalkan komentar