Orang Mukmin Itu Meyakini Allah Sebagai Tuhan
Oleh Agung Kuswantoro
Perbincangan antara orang mukmin dan kafir mengenai kebunnya, akhirnya memasuki puncaknya. Dimana, orang kafir “menutupi” atau mengingkari Allah sebagai Tuhannya. Ia lupa akan “perhiasan” dunia, sehingga “dunia”, ia sembah. Sehingga orang mukmin berkata kepada orang kafir “Apakah kamu (kafir) kepada Tuhan yang menciptakan kamu dari tanah? Lalu, orang mukmin berkata, “Dialah, Allah, Tuhanmu dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku”.
Perkataan orang mukmin terhadap orang kafir tertulis dalam surat Alkahfi ayat 37-38. Ditutup dengan orang mukmin berdoa, “Masya Allah, Ia quwwata illa billah”, artinya: “Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah”.
Doa tersebut tercatat alam ayat selanjutnya, yaitu surat Alkahfi, ayat 39. Ini menandakan orang mukmin memiliki ciri:
- Mempercayai Allah sebagai Tuhan
- Tidak menyekutukan Allah kepada makhluknya.
- Selalu berdoa atas kekuasaannya.
Tidak gampang menjadi seorang mukmin. Dan, tidak susah pula menjadi orang mukmin. Asal, kita mau meyakini secara total kepada Allah. (Mungkin) selama ini, keimanan atau kepercayaan kita kepada Allah selama ini, masih separoh-separoh. Tidak secara totalitas. Efeknya kita masih “menuhankan” kepada selain Allah. Kita percaya kepada orang lain, pekerjaan, cinta sesama manusia, dan wujud Tuhan lainnya.
Setelah mengimani secara totalitas, berdoalah (mungkin) pula, kita masih belum percaya, bahwa doa adalah sebagai wujud “komunikasi” langsung kepada Tuhan. Cek saja, saat kita makan, belum tentu diawali berdoa. Saat akan pergi, belum tentu mengawali berdoa. Nah disinilah, mungkin kita terlalu asyik dengan segala nikmat, sehingga lupa akan karunianya. Menganggap, aktivitas itu suatu kebiasaan. Padahal, kita diajarkan untuk berdoa, setelah kita mengimaninya. Doa sebagai wujud “ucapan terima kasih” kepada-Nya. Sehingga kita tetap mengimani Dia sebagai Tuhan.
Mari, kita jaga sifat orang beriman. Minimal 3 cara di atas. Insya Allah, kita akan selalu mempercayai bahwa Allah adalah Tuhan kita. Jangan lupa biasakan berdoa dalam keadaan apa pun. Waallahu’alam.
Semarang, 23 Oktober 2017