Tidak Bertambah dan Berkurang, Kerajaan-Ku
Oleh Agung Kuswantoro
Perbincangan Allah berupa hadis Qudsi kepada hamba-Nya sangat lugas dan tegas sekali. Allah mengatakan kepada hambanya, bahwa “Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang yang pertama diantara kalian sampai orang yang terakhir dari kalangan manusia dan jin berada dalam keadaan paling bertakwa, maka hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Sebaliknya, apabila hamba tersebut dalam posisi paling durhaka, maka tidak mengurangi sedikitpun kerajaan-Ku”.
Saya memaknainya seperti ini. Allah itu kuasa. Tidak butuh hamba yang sholeh dan bertakwa. Kalaupun mereka sholeh dan bertakwa, itu tidak menambahkan kekuasaan-Ku. Terserah, manusia maunya apa. Saya tetap kuasa. Saya tidak butuh pekerjaan manusia, meskipun itu sholeh.
Penggalan hadis Qudsi itu, menurut saya tepat. Di tengah hamba-Nya yang tengah ragu akan kekuasan Allah. Jangan kira, Allah itu butuh amalan dan ibadah terhadap hamba-Nya. Sama sekali tidak. Kuasa, ya kuasa. Kuasa tidak ada tapi-tapian. Jika ada “tapi-tapian” maknanya tidak kuasa. Itu menunjukkan Allah sangat kuasa.
Sekarang masih ragu dengan kuasa Allah? Coba, luruskan niat dan ibadah kita, agar semua ditujukan kepada-Nya. Hadis ini sebagai pengingat agar hamba-Nya selalu datang kepada-Nya. Karena, Dia yang paling Berkuasa. waallahu’alam.
Semarang, 24 Oktober 2017